Selamat Datang di Situs Resmi Pemerintah Aceh

Tidur, Mimpi dan Gangguan Tidur

Kategori : Rubrik Senin, 06 Juli 2015 - Oleh opt3

Oleh: Anglia Febrina

 

Mengapa anda tidur? “Pertanyaan yang mudah, saya tidur karena saya lelah”, jawab anda. Hal tersebut memang benar adanya, tetapi kelelahan yang anda alami bukanlah lelah otot. Jumlah istirahat yang anda butuhkan setelah duduk seharian di rumah akan sama dengan jumlah istirahat setelah latihan fisik atau mental yang berat. Selain itu, anda dapat mengistirahatkan otot dalam keadaan terjaga ataupun tidur (bahkan jika otot anda nyeri akibat olahraga berat, anda mungkin mengalami kesulitan tidur).

Rasa lelah pada malam hari timbul karena adanya proses inhibitor pada otak yang membuat kewaspadaan dan kegairahan anda turun. Artinya, dalam proses evolusi manusia muncul sebuah mekanisme yang menyebabkan tidur untuk mengistirahatkan tubuh kita.

 

Manfaat Tidur

Tidur memiliki beragam manfaat. Hal-hal yang terjadi selama kita tidur, antara lain otot-otot diistirahatkan , metabolisme menurun, penyusunan ulang protein di otak., mengorganisasi ulang, dan memperkuat memori. Individu yang kekurangan tidur mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan lebih rentan terhadap penyakit.  Oleh karena itu, sudah pasti kita membutuhkan tidur. Apakah kita dapat mengidentifikasi satu alasan utama mengapa kita tidur.

 

Tidur dan Konservasi Energi

Jika kita dapat sepakat tentang manfaat tidur yang paling penting bagi manusia saat ini, manfaat tersebut mungkin bukanlah manfaat awal evolusi tidur. Analoginya, coba renungkan manfaat komputer, termasuk fungsi penting komputer saat ini adalah mencetak di atas kertas, mengirim e-mail, menjelajah internet, bermain video games, menyimpan dan menampilkan foto, memainkan musik, serta mencari pacar. Individu tidak pernah menyangka bahwa pada awalnya computer diciptakan untuk menyelesaikan kalkulasi matematika.

Hal yang sama juga terjadi pada tidur. Pada awalnya, tidur mungkin memiliki manfaat yang sederhana, kemudian proses evolusi menambahkan beberapa fungsi lain. Semua spesies membutuhkan tidur, bukan hanya vertebrata dengan otak yang besar dan memori yang kompleks. Bahkan bakteripun memiliki ritme sirkadian. Apa manfaat tidur bagi seluruh spesies tersebut, termasuk bagi spesies yang terkecil dan spesies yang paling sederhana?

Sebuah hipotesis yang dapat diterima menyatakan bahwa tidur pada awalnya hanya merupakan sebuah cara untuk mengonservasi energi. Hampir semua spesies, termasuk hewan sel tunggal tampak lebih efisien pada satu waktu dibandingkan dengan waktu lainnya (sebagian lebih efisien pada siang hari karena mereka dapat melihat, spesies yang lebih mengandalkan penciuman daripada penglihatan lebih efisien di malam hari karena predator tidak dapat melihat mereka). Tidur mengonservasi energi pada masa yang tidak efisien, yaitu ketika aktivitas justru lebih menyebabkan bahaya daripada manfaat. Bahkan robot ROVER buatan NASA memilik mekanisme “tidur” pada malam hari untuk mengonservasi baterai. Selama tidur berlangsung, suhu tubuh manusia turun sekitar 1-2oC, penurunan suhu tersebut cukup untuk mengonservasi energi dalam jumlah signifikan. Penurunan aktivitas otot menyebabkan lebih banyak energi yang terkonservasi. Hewan-hewan meningkatkan durasi tidur pada saat terjadi kekurangan persediaan makanan, pada masa inilah konservasi energi menjadi masalah yang sangat penting.

Oleh karena itu, dalam beberapa hal, tidur analog dengan hibernasi. Hibernasi adalah kebutuhan mutlak bagi beberapa hewan, seekor tupai yang dihalangi untuk berhibernasi dapat menjadi individu yang sangat terganggu, sama seperti seseorang yang dihalangi tidur. Akan tetapi, fungsi hibernasi hanya untuk mengonservasi energi ketika makanan sulit ditemukan.

Tiap spesies hewan memiliki kebiasaan tidur yang berbeda. Hal tersebut berkaitan dengan berapa jam dalam sehari yang mereka gunakan untuk mencari makan, seberapa amankah mereka dari predator selama mereka tidur, dan aspek-aspek lain dalam cara hidup mereka. Sebagai contoh, kucing dan mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan hanya mengalami sedikit gangguan (dari musuh) selama mereka tidur, kedua hewan tersebut menghabiskan waktu berjam-jam untuk tidur. Hewan-hewan herbivora (pemakan tumbuhan) menghabiskan waktu yang lama untuk merumput dalam sehari dan harus tetap waspada terhadap predator, bahkan ketika sedang tidur.

 

Fungsi Restorasi Tidur

Jika memang fungsi awal tidur adalah untuk mengonservasi energi, maka saat ini tidak diragukan lagi bahwa tidur memiliki fungsi lain. Salah satu cara untuk menguji fungsi restorasi tidur adalah dengan melakukan pengamatan terhadap pengurangan tidur. Individu yang tidak tidur selama seminggu, untuk penelitian maupun pertunjukan, melaporkan adanya rasa pusing, gangguan konsentrasi, mudah marah, tremor pada tangan, dan halusinasi. Astronaut yang mengorbit di luar angkasa memiliki jadwal kerja yang tidak teratur, tidur menggunakan baju antariksa dalam keadaan tanpa bobot, dan mengalami gangguan tidur karena berbagai macam alasan. Astronaut tersebut mengalami suasana hati yang tidak enak, kewaspadaan yang menurun, dan performa yang terganggu terhadap perjalanan yang berlangsung lama. Perkerja yang berkerja selama musim dingin di Antartika hanya tidur dalam waktu singkat dan mengalami depresi. Bahkan, satu malam tanpa tidur dapat meningkatkan aktivitas sistem imun secara sementara. Artinya, tubuh anda bereaksi terhadap pengurangan tidur seolah-olah anda sakit. Akan tetapi, setiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda. Hasil pengamatan terhadap dua pria dewasa mengungkapkan bahwa mereka tidur rata-rata hanya selama 3 jam dan bangun dengan perasaan segar. Diketahui pula bahwa seorang wanita yang berumur 70 tahun, rata-rata setiap malam hanya tidur selama 1 jam dan sering tidak membutuhkan kebutuhan tidur sama sekali (Meddi, Pearson & Langford, 1973).

Tidur juga membantu kita membantu kita untuk menganalisis ulang ingatan. Dalam sebuah studi, sekelompok individu yang baru berlatih sebuah keterampilan kompleks, lebih mungkin mendapat persepsi tentang cara mudah melakukan keterampilan tersebut (pengalaman “aha”) setelah melalui periode tidur singkat dibandingkan jika melalui periode terjaga dengan durasi yang sama (Wagner, Gais, Halder, Verleger, & Born, 2004).

 

Perspektif Biologis tentang mimpi

Apa yang menyebabkan mimpi? Selama berpuluh-puluh tahun, psikolog telah dipengaruhi oleh teori-teori mimpi Sigmund Freud. Teori mimpi tersebut didasari oleh asumsi bahwa mimpi merupakan refleksi dari keinginan tersembunyi dan terkadang tidak disadari, yang didistorsi oleh otak dalam upaya “menyensornya”. Walaupun benar bahwa mimpi merefleksikan kepribadian dan pengalaman terbaru si pemimpi, namun teori mimpi Freud bergantung pada ide-ide tertentu tentang sistem saraf yang kini tidak digunakan lagi. Salah satu contoh hal yang diyakini Freud pada masa itu adalah bahwa sel-sel otak berada dalam keadaan tidak aktif, sel-sel otak akan menjadi aktif apabila saraf perifer menyuplai energi.

Penelitian mengenai mimpi mengalami masalah yang unik. Semua yang kita ketahui tentang mimpi berasal dari laporan pribadi individu dan peneliti tidak memiliki cara untuk mengecek akurasi laporan tersebut. Kenyataannya, kita tahu bahwa sebagian besar mimpi terlupakan dengan cepat jikapun ada mimpi yang kita ingat, sebagian besar detail mimpi tersebut sudah terlupakan. Oleh karena itu, diskusi tentang mimpi penuh dengan kesulitan.

 

Gangguan Tidur: Permasalahan Tidur

Pada satu waktu atau waktu lainnya, hampir sebagian besar dari kita mengalami kesulitan tidur, kondisi yang disebut dengan insomnia. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya situasi tertentu, seperti putusnya hubungan, gelisah akan nilai tes, atau kehilangan perkerjaan. Akan tetapi, pada beberapa kasus insomnia, tidak memiliki penyebab yang jelas. Beberapa orang mungkin sekadar tidak dapat tertidur dengan mudah, atau mereka mudah tertidur, tetapi sering sekali terbangun dimalam harinya. Insomnia merupakan permasalahan yang dialami oleh sepertiga orang. Wanita dan orang dewasa yang lebih tua kemungkinan besar mengalami insomnia, juga demikian halnya dengan orang yang sangat kurus atau depresi.

Beberapa orang yang mengira mereka mengalami permasalahan tidur biasanya salah dalam memberikan penilaian. Sebagai contohnya, para peneliti dalam laboratorium tidur menemukan bahwa beberapa orang yang melaporkan terbangun sepanjang malam sesungguhnya tertidur selama 30 menit. 

 

Referensi : Davison G.C.,Neale J.M., & Kring M.A. (2010). Psikologi Abnormal edisi ke-9. Jakarta : Rajawali Pers.

 

 

Last Update Generator: 28 Oct 2025 22:30:02