Sekilas Sejarah Pacuan Kuda Gayo Sebagai Tradisi Pestas Rakyat Gayo
Kabupaten Aceh Tengah dengan ibukotanya Takengon yang dikenal dengan berbagai sebutan diantaranya "Negeri Diatas Awan", "Dataran Tinggi Tanoh Gayo" dan "Negeri Antara". Di negeri ini berlangsung pesta rakyat gayo tahunan yang menampilkan pacuan kuda tradisional gayo. Tanpa perlu promosi dan tanpa perlu komando, secara serentak masyarakat yang mendiami dataran tinggi tanoh gayo pada waktu tersebut turun membanjiri kota Takengon.
Menyaksikan pesta rakyat gayo dengan even pacuan kuda tradisional gayo berlangsung selama sepekan. Kalau selama ini mereka hanya berkutat di lahan-lahan pertanian yang menjadi tempat mata pencaharian, maka saat sekaranglah waktunya berleha-leha menikmati hiburan tahunan. Uniknya kuda-kuda yang dipacu masa itu adalah kuda yang juga berfungsi sebagai pembajak sawah.
Tempat yang dipilih waktu itu sebagai lokasi pacuan kuda adalah Gelenggang Musara Alun, persis terletak dijantung kota Takengon ibukota Kabupaten Aceh Tengah. Kondisi lintasan tampak sangat bersahaya. Disepanjang lintasan yang dibuat melingkar, hanya dibatasi oleh rotan. Pacuan kuda tradisional gayo merupakan sebuah even yang berlangsung tiap tahun. Peristiwa ini adalah bagian dari peringatan hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Perhatian masyarakat bertumpu seluruhnya ke arena pacuan ini. Rasanya ada yang belum lengkap kalau masyarakat belum menyakasikan acara ini. Sebuah pesta rakyat gayo!
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020