Baitul Mal Aceh Gelar Temu Sambut Kepala Bapel

Kepala Badan Pelaksana (Bapel) Baitul Mal Aceh, Dr Armiadi Musa, resmi dilantik Gubernur Aceh Selasa (22/1) lalu, menggantikan Kepala Bapel sebelumnya, Marthin Desky MM. Dalam rangka menyambut Kepala Bapel baru tersebut, Baitul Mal Aceh menggelar temu sambut yang berlangsung di aula sekretariat Baitul Mal Aceh Jum’at (25/1) pagi. Acara dihadiri oleh Dewan Pertimbangan Syariah, Kepala Sekretariat, Para Kepala Bidang dan Kepala Bagian, serta seluruh karyawan Baitul Mal Aceh.
Dr Armiadi Musa dalam pidato pertamanya menyampaikan, Baitul Mal Aceh mengelola harta agama dalam jumlah yang sangat besar. Tahun ini mencapai Rp 45 miliar, terdiri dari Rp 9 miliar zakat dan Rp 36 miliar infaq. “Itu angka yang sangat besar untuk sebuah SKPA. Karenanya, kita berada dalam monitoring publik dan harus sangat berhati-hati,” katanya.
Menurutnya, Baitul Mal Aceh dapat diibaratkan sebagai sebuah kapal. Kepala Bapel bertindak sebagai nahkoda kapal yang berhasil melabuhkan kapal menuju tujuan hanya jika didukung oleh awak kapal lainnya. Ia berharap, keluarga besar Baitul Mal Aceh saling bekerjasama dan bahu-membahu mewujudkan misi Baitul Mal Aceh sebagai lembaga zakat yang amanah, transparan, dan kredibel. “Semoga bersama-sama kita bisa memenuhi harapan masyarakat umumnya dan Baitul Mal Kabupaten Kota khususnya, yang ingin menjadikan Baitul Mal Aceh sebagai teladan dan rujukan pengelolaan zakat di Aceh,” sebut Armiadi.
Ketua Dewan Pertimbangan Syariah Baitul Mal Aceh, Prof Dr Alyasa’ Abu Bakar MA, dalam arahannya menekankan tiga hal utama yang harus di perhatikan. Pertama, organisasi Baitul Mal terdiri dari tiga unsur yang harus saling bersinergi. Ketiga unsur itu adalah Dewan Pertimbangan Syariah, Badan Pelaksana, dan Sekretariat.
Kedua, Baitul Mal Aceh adalah lembag independen. Meski termasuk SKPA karena mendapatkan suntikan dana operasional dari APBA, tapi tidak seluruh regulasi untuk SKPA lain dapat diberlakukan untuk Baitul Mal. Karenanya, Baitul Mal harus pro aktif menyusun regulasi khusus sebagai panduan hukum sehingga kinerjanya dapat diukur.
Ketiga, di bawah pemimpin baru, Baitul Mal Aceh diharapkan kembali menentukan kilometer nolnya. Perlu dirumuskan target dan rencana strategis ke depan setelah menelaah posisi Baitul Mal saat ini. “Semoga manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dapat lebih besar,” harapnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Pertimbangan Syariah Baitul Mal Aceh, Dr Islahuddin M Ec yang turut hadir pada kesempatan itu menaruh harapan besar pada pemimpin kali ini. Menurutnya, Baitul Mal Aceh saat ini dipimpin oleh sosok yang sudah sangat lekat dengan dunia amil. Dr Armiadi Musa merupakan mantan Kepala Baitul Mal Aceh Besar. Selain itu, background pendidikannya juga berkaitan dengan manajemen zakat. Dari segi pengetahuan dan pengalaman, nahkoda kapal Baitul Mal saat ini dapat dikatakan sesuai kapasitasnya.
Hanya di Aceh lembaga amil mendapat dukungan dana APBA dan diakui sebagai SKPA khusus. Menurutnya, dengan didukung SDM yang tepat di bidangnya, Baitul Mal Aceh bukan hanya dapat menjadi rujukan pengelolaan zakat tingkat Aceh tapi juga di tingkat nasional. riza




Sumber : http://baitulmal.acehprov.go.id
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020