Langsa - Kondisi Waduk Alue Gampu di gampong Pondok Kemuning kecamatan Langsa lama sudah sangat memprihatinkan. Waduk yang dibangun Belanda pada tahun 1928 untuk penyediaan air baku PDAM Tirta Kemuning sudah mengalami pendangkalan yang sangat parah, bahkan sebagian telah terbentuk seperti pulau yang digunakan untuk bercocok tanam masyarakat sekitar.

Wakil Walikota Langsa, Drs. Marzuki Hamid, M.M. menyatakan bahwa pembenahan waduk Alue Gampu sangat mendesak dilakukan untuk menjamin ketersediaan air baku PDAM Tirta Kemuning, cadangan air tanah, dan kemungkinan sebagai destinasi wisata alternatif di kota Langsa. Oleh karena itu hutan lindung yang ada di sekitar waduk Alue Gampu  harus dilestarikan agar suplai air ke waduk terjamin dan erosi berkurang. Pemko Langsa melalui bidang kehutanan DKPP Kota Langsa telah melakukan suntik mati terhadap 2.000 batang kelapa sawit di hutan lindung dan menggantinya dengan tanaman trembesi, petai, karet, jabon, sengon, dan lain-lain.

Supriyadi, Kabid Pengairan PU Kota Langsa menyatakan bahwa rencana pengembangan kawasan waduk Alue Gampu meliputi empat kegiatan, yaitu: normalisasi waduk dengan pengerukan sehingga total kedalaman mencapai 2,5 meter, pembuatan pintu buangan lumpur, pembuatan talud, dan normalisasi Alue Gampu yang airnya mengalir ke waduk. Luasan waduk juga akan dikembangkan dari 2 Ha menjadi 3,5 Ha. Dengan luas dan kedalaman yang semakin bertambah diharapkan kapasitas tampung air akan meningkat dari 22.000 M³ menjadi 52.000 M³.
Kegiatan tersebut rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2014 dengan biaya yang bersumber dari dana OTSUS Aceh sebesar Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).  Supriyadi menambahkan bahwa ke depannya waduk bisa dikembangkan sebagai obyek wisata alternatif, namun harus ada penataan yang matang dan dukungan masyarakat agar kegiatan wisata tidak mengganggu kualitas dan kuantitas air waduk Alue Gampu. (Nasruddin)

Sumber : http://langsakota.go.id