Kakankemenag Ikut Peusijuek Wali Nanggroe di Aceh Tamiang
Karang Baru - Wali Nanggroe (WN) Aceh Malek Mahmud Alhaitar yang melakukan kunjungan kerja ke Tamiang. Kunjungan tersebut sekaligus menghadiri acara Maulid dan Do’a Bersama di Kampung Besar Banda Mulia Aceh Tamiang pada Rabu (12/2) yang diselenggarakan oleh FORSIMAT (Forum Silaturrahmi Masyarakat Adat) Banda Mulia. Pada kesempatan itu juga Formisat melakukan Tepung Tawar (Peusijuek) Wali Nanggroe oleh tokoh masyarakat Aceh Tamiang.
Salamina, MA (Kakankemenag Aceh Tamiang) mendapat kesempatan pertama sebagai penepung tawar (peusijuk) dan diikuti oleh beberapa tokoh masyarakat dan tokoh adat lainnya.Usai tepung tawar (peusijuk) Wali Nanggroe acara dilanjutkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan pembicara Drs. H. Ilyas Mustawa ketua MPU Aceh Tamiang.
Ketua Panitia dalam laporannya berharap semoga dengan kehadiran Wali Nanggroe membawa angin segar bagi kita semua agar tidak lagi saling hujat menghujat dan dapat menjalankan silaturrahmi dengan sebaik-baiknya.Bupati Aceh Tamiang dalam sambutannya (yang dibacakan oleh Asisten Bupati) mengharapkan dengan kehadiran Wali Nanggroe semoga menambah tali silaturrahim antara Pemerintah Aceh Tamiang dengan paduka yang mulia Wali Nanggroe Aceh Malek Mahmud Alhaitar.
Bupati Aceh Tamiang lebih lanjut mengatakan bahwa dalam peringatan maulid setidaknya ada 2 hal yang perlu kita ingat, pertama mengenang kepribadian Nabi Muhammad yang sangat terpuji kedua perjuangannya yang begitu berat dalam mewujudkan ummat yang beradab.
Malek Mahmud Alhaitar dalam arahannya berharap suatu saat nanti akan lahir seorang Wali Nanggroe dari tokoh adat masyarakat Aceh Tamiang.
Mengingat fakta sejarah bahwa raja pertama Kerajaan Aceh Darussalam (Sultan Ali Mughayatsyah) adalah keturunan Raja Tamiang.Lebih Lanjut Wali Nanggroe mengatakan “keragaman suku bangsa dan adat istiadat di Tamiang ini harus menjadi kekuatan kita dalam meningkatkan sumber daya manusia Aceh, mendorong produktifitas rakyat atas sumber daya alamnya, mempersempit kesenjangan sosial dan memperkuat relasi politik yang lebih humanis.
Ilyas Mustawa dalam Tausiahnya mengatakan “Kalau kita memperingati maulidirrasul, yang menonjol dari kepribadian Rasul itu dan menjadi idolah sekalian makhluk bukan hanya bagi manusia saja adalah rahmatan lil ‘alaminnya, kalau siang Rasul menjadi (ibarat) matahari yang terangnya menyentuh segala sudut ruang bumi kalau malam Rasul menjadi (ibarat) power purnama yang menjadi pusat perhatian segala makhluk.
Bukan hanya manusia, semut yang kecil didalam tanah pun ikut berselawat kepada Nabi.Tausiah diakhiri dengan membacakan Suratul Fatihah untuk Arwah Korban Gempa dan Tsunami Aceh dan atas apa yang diniatkan pada acara tersebut. [Muhammad Sofyan]
Sumber : http://aceh.kemenag.go.id
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020