Selamat Datang di Situs Resmi Pemerintah Aceh

Memenuhi Kebutuhan Susu Segar di Gayo, Pemkab Kembangkan Sapi Perah

Ekonomi Jumat, 14 Februari 2014 - Oleh

10DSC_0271Takengon - Pemerintah Kabupaten (pemkab) Aceh Tengah mulai mengembangkan ternak sapi perah (penghasil susu-red) guna memenuhi tingginya kebutuhan susu murni dan daging di dataran tinggi Gayo. Program tersebut ditandai dengan tibanya 18 ekor sapi jenis Fresh Holand (FH) asal Jawa Barat.

Tidak ingin bermasalah dan gagal dalam ternak sapi perah, Dinas Peternakan dan Perikanan Aceh Tengah telah memastikan 18 sapi tersebut tidak terserang penyakit yang ditandai dengan sertifikat kesehatan hewan.

Untuk mendatangkan 18 sapi tersebut, menggunakan anggaran dana otonomi khusus (otsus) Kabupaten Aceh Tengah tahun 2013 sebesar Rp 368 juta.

Bantuan sapi yang biasanya langsung diserahkan kepada masyarakat, kali ini tidak diserahkan langsung, namun diberikan kepada kelompok tani Pegasing Farm, yang terdiri dari 10 orang dengan pengawasan penuh oleh dinas.

Lokasi ternak sapi juga menggunakan lahan milik pemerintah untuk memudahkan pengawasan di Lukup Badak Kecamatan Pegasing. “Sapi FH berbeda dengan jenis sapi lainnya yang sebelumnya pernah didatangkan ke daerah ini. Keberadaannya difokuskan kearah agri bisnis. Mempunyai multi fungsi, selain sebagai sapi perah juga akan membantu daerah untuk menghadapi krisis daging,” kata drh Rahmandi, Kadis Peternakan dan Perikanan Aceh Tengah, Kamis (2/1) di ruang kerjanya.

Kebutuhan akan susu segar di Aceh Tengah yang besar, harus mulai membiakan sapi perah apalagi secara ekonomis susu sapi perah ini begitu menjanjikan, harga jualnya mencapai Rp 25 ribu/liter. Selain menghasilkan susu, sapi-sapi tersebut dapat memenuhi kebutuhan daging di Aceh Tengah setelah masa kering (sudah melahirkan keturunan 12 kali-red).

Sebelumnya sulit untuk mengembangkan sapi perah, namun saat ini, diakui drh Rahmandi, tenaga ahlinya telah memadai.  Tinggal bagaimana mengupayakan ternak-ternak ini bisa berhasil dan bisa meningkatkan PAD  di Aceh Tengah.

Harapan pemkab, 18 ternak sapi perah tersebut dapat berhasil dari segi kuantitas dan kualitas susu, juga pengembangbiakan sapi (IB). Bilamana program tersebut telah sesuai harapan, pemkab juga merencanakan memberi bantuan kepada masyarakat agar populasi sapi perah lebih banyak. Hal itu dilakukan juga dengan tehknik bagi hasil antara pemkab dengan warga sebagai PAD.

Di tempat terpisah, salah seorang warga Aceh Tengah, Sukarman telah melakukan ternak sapi perah sejak tahun 2012. Awalnya hanya memiliki satu ekor sapi yang kemudian dilakukan insiminasi buatan dan kini telah menghasilkan dua ekor sapi.

“Saat ini setiap hari bisa dihasilkan 10 liter susu, dan itu dari satu ekor sapi. Sementara sapi lainnya belum produksi,” kata Sukarman.

Untuk memenuhi kebutuhan para konsumen, Sukarman terpaksa menjatah agar semua konsumennya semua terpenuhi.

Ternak sapi juga mendapat kendala, ungkap Sukarman, yaitu minimnya lahan pakan. Dimana setiap satu ekor sapi membutuhkan minimal 25 kg pakan hijau. Sehingga untuk lima ekor induk harus tersedia lahan seluar 2 hektare, ditambah pakan karbohidrat dari sumber lain. “Bila telah berproduksi sapi-sapi ini bisa menghasilkan sebanyak 18-20 liter susu murni per hari/ekor. Namun, waktu produksinya hanya lima sampai delapan bulan dalam setahun,” pungkas Sukarman.

Sumber: http://humas.acehtengahkab.go.id

 

Last Update Generator: 29 Oct 2025 16:53:11