Petani Kopi Kekurangan Tenaga Buruh Petik
Takengon - Setiap memasuki masa panen kopi di Aceh Tengah, mayoritas petani kopi mulai kesulitan mendapatkan tenaga buruh petik (ngutip: bahasa Gayo). Pentingnya para pengutip biji kopi tersebut menghindari kerontokan buah yang telah layak petik.
Seperti penjelasan Sabirin, petani kopi asal Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah, Jum’at (28/2/24) via selularnya, ia mengatakan saat ini mayoritas pemilik ladang kopi kesulitan mendapatkan bantuan tenaga pengutip. Sementara masa panen kopi sudah memasuki fase ‘banjir’ (buah layak petik).
“Cukup sulit mencari tenaga jasa kutip saat ini. Hal itu lantaran mereka (langganan ngutip-red) juga disibukan dengan tibanya masa panen kopi di kebun masing-masing. Mungkin saat ini apa yang kami hadapi juga dirasakan petani lainnya,” jelasnya.
Menurut dia seiring meningkatnya harga kopi dan sulitnya mencari tenaga kerja mengutip, ongkos jasa juga mulai mengalaimi kenaikan dari sebelumnya.
“Jika biasanya ongkos jasa ngutip ini Rp. 15 ribu per kaleng gelondongan (setara 12 kg), namun kini sudah kita naikkan Rp. 20 ribu per kaleng. Ini karena harga kopi juga sudah mulai membaik,” ringkasnya.
Sumber: http://humas.acehtengahkab.go.id/
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020