Selamat Datang di Situs Resmi Pemerintah Aceh

Pemerintahan Aceh Bantu Bayi Jantung Bocor

Sosial & Kemasyarakatan Senin, 10 Maret 2014 - Oleh

bayi linaBanda Aceh – Pemerintah Aceh menyatakan siap membantu pengobatan bagi Lina Maulizar, bayi umur satu bulan, yang menderita penyakit kelainan jantung atau sering disebut jantung bocor sejak lahir, Hal ini diungkapkan oleh Plt. Kepala Humas Pemerintahan Aceh, Murthalamuddin, Minggu siang, 9 Maret 2014.

Lina Maulizar adalah bayi mungil yang masih berusia satu bulan lebih, anak ketiga dari pasangan Taslim Hasbi dan Afnidar, warga Gampong Keumuneng, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.

Pemerintah Aceh serius memperhatikan  kondisi bayi tersebut,  “Kita minta orang tuanya segera membawa Lina Maulizar ke Banda Aceh, biaya perjalanan dan kebutuhan makan minum dan lainnya selama di Banda Aceh akan ditanggung oleh Pemerintah Aceh,” ujar Murthalamuddin

“Saya sudah menelpon pihak terkait disana (Peureulak-red) untuk mengorfimasi hal ini, Alhamdulillah respon mereka sangat baik dan akan segera membawa bayi tersebut ke Banda Aceh,” ujarnya.

“Gubernur dan Ummi Niazah, Wagub Mualem dan Kak Na juga merasa tersentuh, mereka juga menyampaikan pesan yang sama, yaitu agar bayi tersebut dibawa ke Banda Aceh. Pemerintah Aceh berharap dengan adanya bantuan ini, bayi tersebut dapat dirawat dengan lebih baik lagi hingga sembuh,” kata Murthala.

Rizallihadi, sahabat ayah bayi tersebut mengatakan  Lina Maulizar sudah pernah dibawa berobat ke Rumah Sakit Zainal Abidin di Banda Aceh, bayi itu sempat dibawa ke Bagian Pelayanan Jantung Terpadu RSUZA, di sana bayi tersebut mendapat pelayanan medis yang cukup baik dari pihak rumah sakit, Namun kondisi penyakit yang diderita Lina Maulizar tidak dapat dilakukan tindakan lebih lanjut seperti operasi biasanya, jelas Rizallihadi.

“Ini karena bayi tersebut masih berusia satu bulan, operasi baru bisa dilakukan jika minimal sudah berusia satu setengah tahun, untuk saat ini bayi malang tersebut harus diberikan obat saja,” kata Rizallihadi.

Menurut Rizallihadi, yang menjadi kendala dan beban terberat keluarga bayi selama ini adalah biaya transprortasi serta akomodasi ketika membawa bayi tersebut saat melakukan chek-up rutin setiap satu sampai 2 minggu sekali ke RSUDZA di Banda Aceh.

Taslim ayah kandung dari Lina Maulizar, hanya seorang buruh kasar, sedangkan ibunya Afnidar  hanyalah sebagai Ibu Rumah Tangga, Kehidupan keluarga ini yang pas-pasan seakan bertambah berat dengan penyakit yang menimpa Lina Maulizar.

Sumber: http://seuramoe.acehprov.go.id/

 

Last Update Generator: 29 Oct 2025 23:53:58