Drs. Ilyas, M.Hum Kepala Perwakilan BKKBN Aceh
Banda Aceh - Gubernur Aceh Dr. H. Zaini Abdullah melantik kepala perwakilan BKKBN Aceh Drs. Natsir Ilyas, M. Hum, sebagai kepala perwakilan yang baru. pelantikan ini tidak dipandang sebagai upacara pengukuhan kepala Perwakilan BKKBN Aceh semata, tapi lebih dari pada itu, hendaknya pelantikan ini merupakan titik balik bagi kita untuk merefleksi diri dan mengingatkan kembali tentang arti pentingnya BKKBN sebagai institusi yang membangun dan mempersiapkan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa, di gedung Serbaguna Setda Aceh. Kamis (20/3)
Gubernur berharap Melalui peran penting BKKBN ini, kita ingin agar masyarakat Aceh dapat menempatkan keluarga sebagai sumber kekuatan dalam membangun bangsa dan negara yang kita cintai ini. Dengan demikian, BKKBN melalui empat programnya, yaitu Program Pemberdayaan Keluarga, Program KB dan Kesehatan Reproduksi, program Kesehatan Reporoduksi Remaja, dan Program Peningkatan Jejaring dan Kelembagaan KB, diharapkan mampu mengajak para keluarga di Aceh untuk selalu menghidupkan dan memelihara, serta memanfaatkan dan mengarahkan berbagai kekuatan yang ada dalam menghadapi segala permasalah yang terjadi.
Tidak bisa dibantah, upaya mewujudkan keluarga sejahtera merupakan langkah penting bagi kita untuk menghadirkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan. Salah satu program penting untuk mewujudkan harapan itu adalah menjalankan program keluarga berencana dengan baik, sebab fakta membuktikan kalau kesuksesan Program Keluarga Berencana berbanding lurus dengan kualitas Sumber Daya Manusia dan kesejahteraan keluarga. Sebaiknya, Progam Keluarga Berencana yang gagal akan berdampak negatif bagi kesejahteraan keluarga. Pada masa lalu, Pemerintah Indonesia boleh dikatakan cukup berhasil dalam mengampanyekan program Keluarga Berencana ini. Pada era 80-an hingga tahun 2000, dengan gencarnya program Keluarga Berencana ini, Indonesia pernah sukses menekan laju pertumbuhan penduduk, dari 5,6 menjadi 2,8 per tahun. Itu berarti, kita pernah mampu menurunkan total fertility rate (TFR) sebesar 50%” Ungkap Zaini Abdullah”
Lebih lanjut Gubernur menjelaskan Khusus untuk Aceh, persoalan kependudukan jelas merupakan masalah serius, karena dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk Aceh cenderung meningkat. Sebagai gambaran, pada tahun 2005, jumlah penduduk di Aceh hanya 4,1 juta jiwa. Tapi pada tahun 2010, jumlah itu meningkat menjadi 4,49 juta jiwa, atau bertambah sebesar 2,32 persen per tahun. Bahkan untuk wilayah seperti Banda Aceh, Aceh Utara, Bireuen dan Aceh Barat, pertumbuhan penduduknya mencapai 5 sampai 7 persen, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang hanya 1,4 persen. Fakta ini menunjukkan bahwa persoalan kependudukan di Aceh membutuhkan perhatian serius dari kita semua, sebab masalah ini terkait dengan sektor lain, baik itu pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, pangan, lapangan pekerjaan dan sebagainya. Dengan situasi pertumbuhan ekonomi Aceh yang masih dalam proses transisi, idealnya kita harus bisa menekan pertumbuhan penduduk itu hingga mendekati satu persen, sehingga proses pembinaan keluarga sejahtera bisa lebih fokus. Karena itulah, dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan Progam KB di Aceh.
Zaini Abdullah meminta agar Pemerintah Kabupaten/kota di seluruh Aceh ikut ambil bagian dalam kegiatan revitalisasi Program KB di daerah masing-masing. Upaya itu sebenarnya cukup memberi hasil. Terbukti selama dua tahun terakhir ini, program-program KB yang dijalankan BKKBN Aceh mulai mendapat sambutan positif dari masyarakat. Berbagai instansi dan lembaga di jajaran pemerintahan Aceh dan pemerintahan Kabupaten/kota, turut ambil bagian dalam menjalankan program itu. Sebagai contoh, BKKBN Aceh pernah sukses menjalankan program Ajang Kumpul dan Kreativitas Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja dan Mahasiswa di Aceh. BKKBN Aceh juga sudah mendirikan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) di sejumlah tempat. Namun semua upaya ini mestinya harus dilakukan secara berkesinambungan. Oleh sebab itu kampanye dan sosialisasi program KB harusnya kita tanamkan sebagai sebuah budaya. Itu sebabnya perlu kerjasama semua pihak, tidak hanya dengan Pemerintah daerah, tapi juga dengan komponen masyarakat lainnya, termasuk ulama, akademisi, TNI/Polri dan sebagainya.
Gubernur selaku kepala Pemerintahan Aceh sangat berharap agar kepala BKKBN Aceh yang baru ini berkenan menjadi motor untuk membangun kerjasama ini, sehingga koordinasi kita dalam menjalankan program KB di Aceh berjalan efektif, yang dapat menyentuh hati masyarakat. Zaini mengucapkan Terimakasih kepada Saudara Drs. Saflawi TR yang telah sukses memegang kendali sebagai pelaksana tugas Kepala Perwakilan BKKBN Aceh dalam beberapa tahun terakhir. dan kami sekali lagi mengucapkan terimakasih kepada Kepala BKKBN atas perhatian dan kehadirannya di Provinsi Aceh ini.
Pada acara ini turut hadir Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, SpGK Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Tarmizi Karim beserta rombongan, dan seluruh anggota FORKOPINDA.
Sumber: http://seuramoe.acehprov.go.id/
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020