Selamat Datang di Situs Resmi Pemerintah Aceh

Maret 2014, NTP Aceh naik 0,41 persen

Ekonomi Senin, 07 April 2014 - Oleh

Banda Aceh - Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Maret 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 98,92 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,41 persen, hal ini dikarenakan indeks  yang  diterima  petani  (It)  mengalami  peningkatan  sebesar  0,45  persen  atau  lebih  besar  bila dibandingkan dengan peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,04 persen.

Bila dirinci menurut subsektor, terdapat 2 subsektor mengalami peningkatan nilai indeks yaitu subsektor Tanaman  Perkebunan Rakyat sebesar 2,45  persen dan subsektor Hortikultura sebesar 0,58  persen, sedangkan 3 subsektor  mengalami penurunan, yaitu  subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,07  persen, subsektor Perikanan sebesar 0,26 persen, dan subsektor Peternakan sebesar 0,19 persen.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Maret 2014 meningkat sebesar 0,45 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It juga terjadi pada 2 subsektor yaitu berturut-turut adalah yaitu subsektor Tanaman  Perkebunan  Rakyat  sebesar  2,55  persen  dan  subsektor  Hortikultura  sebesar  0,59  persen, sedangkan  3  subsektor  mengalami  penurunan,  yaitu  subsektor  Tanaman  Pangan  sebesar  1,09  persen, subsektor Perikanan sebesar 0,38 persen, dan subsektor Peternakan sebesar 0,06 persen.

Dari  32  Provinsi  yang dilaporkan, perubahan NTP Maret 2014 terhadap bulan sebelumnya,  terdapat 26 Provinsi yang  mengalami  peningkatan  dan  6  Provinsi  mengalami  penurunan. Provinsi  yang  mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Riau sebesar 1,52 persen, diikuti Sumatera Utara sebesar 1,27 persen, dan Sulawesi Selatan sebesar 1,12 persen.

Sedangkan  penurunan  NTP  tertinggi  terjadi  di  Jawa  Barat sebesar 1,19 persen,  diikuti Banten sebesar 0,58 persen, dan Jawa Timur sebesar 0,56 persen. Provinsi Aceh berada pada urutan 12 peningkatan NTP tertinggi yaitu sebesar 0,41 persen.Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan Provinsi Aceh  pada  bulan  Maret  2014  terjadi  deflasi  di  pedesaan  sebesar  0,04  persen  yaitu  terjadi  perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 109,49 pada bulan Februari 2014 menjadi 109,45 pada bulan Maret 2014.

Deflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Maret 2014 disebabkan oleh turunnya harga-harga  barang  pada subkelompok Bahan  Makanan sebesar  0,66  persen;  Sedangkan  subkelompok Pendidikan,  Rekreasi,  &  Olah  raga  naik  sebesar  0,76  persen;  Makanan  Jadi,  Minuman,  Rokok,  dan Tembakau  naik  sebesar  0,62  persen;  Sandang  naik  sebesar  0,57  persen;  Kesehatan  naik  sebesar  0,29 persen; Transportasi & Komunikasi naik sebesar 0,27 persen; Perumahan naik sebesar 0,26 persen.

Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Maret 2014, terdapat 5 Provinsi yang mengalami deflasi  dengan  deflasi  tertinggi  terjadi  di  Provinsi  Bangka  Belitung  sebesar  0,27  persen.  Selebihnya sebanyak 5 Provinsi mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,33 persen.

Selama Maret 2014, Di tingkat petani, terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 4,32 persen,  begitu  juga  dengan  kualitas  GKG  turun  sebesar  7,86  persen.  Sedangkan  GKR  mengalami peningkatan sebesar 1,74 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Maret 2014 turun sebesar Rp 205,36 per kg menjadi Rp 4.550,00 per kg. Sedangkan harga kualitas GKG di Petani mencapai Rp. 4.730,00 per Kg

Sumber: http://aceh.bps.go.id

 

Last Update Generator: 30 Oct 2025 12:59:20