Peneliti Jepang â€Lirik†Gayo
Takengon - Seorang peneliti asal Jepang , Nishi Yoshimi tertarik untuk meneliti tentang Gayo dan kondisi sosial masyarakatnya. Hal tersebut ia ungkapkan ketika ditemui, Rabu (9/4) di Takengon. “Saya tertarik untuk menggali lebih jauh tentang sejarah dan keadaan sosial masyarakat yang mendiami dataran tinggi Gayo, terutama Kabupaten Aceh Tengah,” ungkapnya.
Peneliti asal Universitas Kyoto ini terdengar fasih berbahasa Indonesia. Benar saja, Indonesia khususnya Aceh bukanlah “barang” baru baginya, pada medio 90-an, Nishi menjadikan kehidupan masyarakat Aceh sebagai bagian dari thesis untuk menyelesaikan program pasca sarjananya.
Soal Gayo, Nishi juga pernah berkunjung pada tahun 1997. Kunjungan seharinya itu untuk melihat pelaksanaan pemilu tahun 1997 di Takengon. Lalu Nishi meninggalkan Aceh pada tahun 1998 karena konflik yang mulai berkecamuk di Tanah Rencong.
Lantas mengapa Gayo? Apa yang membuatnya begitu tertarik dengan daerah yang terletak di pedalaman Aceh ini?. Ketika ditanya lebih jauh, Nishi yang terbiasa meneliti, tidak mengungkapkan secara langsung fokus penelitiannya, namun menurutnya ada sesuatu yang harus dikembangkan oleh daerah penghasil kopi Arabica tersebut, sehingga bisa lebih maju layaknya kota lain dikawasan pesisir Aceh.
“Gayo punya kopi yang sudah terkenal, tapi saya melihat kotanya relatif belum terlalu maju, inilah yang membuat saya tertarik untuk meneliti lebih jauh semua aspek kehidupan masyarakatnya,” ujar Nishi yang selama ini lebih sering berada di Banda Aceh.
Lebih lanjut, Nishi mengakui infrastruktur jalan memegang peranan penting untuk membuka isolasi daerah. Wanita setengah baya ini juga sedikit menceritakan gambaran di negaranya-yang memang sudah dikenal maju-. Nishi mengatakan diawal tahun 70-an ada seorang perdana menteri bernama Tanaka yang fokus untuk membuka jalan hingga ke seluruh Jepang, sehingga jalan bukan masalah lagi di negara matahari terbit itu.
“Di tempat saya banyak seperti kawasan dataran tinggi Gayo, awalnya yang menjadi kendala bukan saja urusan jalan, bahkan kalau musim dingin, salju bisa menutupi badan jalan,’ ujar peneliti bergelar Ph.D ini.
Menutup pembicaraannya, Nishi akan berupaya terus menggali informasi umum terkait dengan kondisi sosial masyarakat Aceh Tengah. “kemungkinan saya akan bolak-balik Takengon-Banda,” tukasnya.
Sumber : http://www.acehtengahkab.go.id/
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020