Selamat Datang di Situs Resmi Pemerintah Aceh

Menapak Tilas Sejarah Kota Banda Aceh

Umum Rabu, 23 April 2014 - Oleh

nurdin ARBanda Aceh – Memperingati HUT Kota Banda Aceh yang ke-809 ratusan warga diajak mengenang sejarah asal-usul sejarah kota tersebut di Gampong Pande. Daerah tersebut kini dijadikan sebagai objek wisata titik nol Kota Banda Aceh.

Acara Napak Tilas Sejarah Kota Banda Aceh tersebut warga yang didominasi siswa SMK dan SMU tersebut juga diajak menziarahi makam Putro Ijo, Makam Sulatanah Safiatuddin, dan makam ulama besar Tgk Di Kandang yang menjadi cikal bakal kesultanan di Aceh.

Sejarawan Aceh Nurdin AR yang dijadwalkan memberi tausiah budaya menyampaikan asal usul nama Gampong Pande. Katanya di daerah tersebut berdomisili orang-orang pandai dan para ahli.

Saat itu daerah tersebut terkenal kosmopolit. Berbagai suku bangsa tinggal berdampingan dengan rukun. Hal itu nampak jelas sampai saat ini adanya etnis Tiong Hoa di Peunayong tidak pernah terganggu dengan warga setempat.

“Banyak pemimpin-pemimpin saat itu bukan Orang Aceh, seperti Ar-Raniy, Iskandar Tsani, banyak lainnya, itu artinya orang Aceh sangat terbuka dengan siapapun,” ungkap mantan Kepala Museum Aceh tersebut.

Ia menambahkan, Banda Aceh dulu disebut Bandar Lamuri, saat itu berkembang agama Budha dan Hindu di sana, ketika agama Islam datang dan berkembang pesat namanya diganti menjadi Bandar Darussalam yang artinya negeri syurga.

“Muncul ulama-ualama besar saat itu seperti Hamzah Fansuri, Ar-Raniry dan banyak karya mereka masih sisa walau ada yang dibakar, sehingga jadi incaran dunia,” ujar Nurdin.

Oleh karena itu, Banda Aceh punya modal besar yaitu modal budaya dan sejarah. Maka sudah saatnya pemerintah memanfaatkan pusaka tersebut dan dijaga. Ia berharap semua aset di Banda Aceh bisa lestari, karena itu modal pembangunan.

Sumber: http://perhubungan.bandaacehkota.go.id

 

Last Update Generator: 29 Oct 2025 20:41:00