Gubernur Buka ‘Roadshow Perpustakaan Nasional’
Banda Aceh - Gubernur Aceh, Zaini Abdullah membuka secara resmi kegiatan Roadshow Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari itu (11-13/9) akan dipusatkan di Gedung Perpustakaan Wilayah Aceh, Kamis (11/9/2014).
Dalam sambutan singkatnya yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Dermawan MM, gubernur menjelaskan, kegiatan roadshow ini merupakan program nasional yang dilaksanakan serentak di tujuh provinsi di Indonesia, di mana Aceh merupakan salah satu provinsi terpilih.
“Untuk itu, atas nama Pemerintah dan rakyat Aceh, saya mengucapkan terimakasih kepada Pimpinan dan keluarga besar Perpustakaan Nasional pusat yang telah memilih Aceh untuk pelaksanaan kegiatan ini. Selamat datang di bumi Serambi Mekah. Semoga program ini dapat mendorong kecintaan rakyat Aceh terhadap perpustakaan dan mampu menumbuhkan minat serta hobi membaca.”
Gubernur menambahkan, seperti sebuah pepatah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Segala informasi ada di dalam buku. Informasi tentang perkembangan dunia dan kehidupannya dapat diperoleh dengan mudah.
“Dengan adanya buku kita tidak perlu pergi ke bulan untuk mendapatkan informasi tentang bulan. Dengan buku, kita mengetahui teknologi. Kita tahu tentang agama dan kehidupan akhirat, juga melalui buku. Itu sebabnya, bangsa yang maju adalah bangsa yang masyarakatnya punya minat baca tinggi. Jika masyarakat kita banyak belajar, maka sudah pasti kita akan menjadi bangsa yang berhasil.”
Untuk itu, pemerintah merasa perlu untuk mengkampanyekan semangat membaca kepada seluruh mayarakat. Pemerintah telah melengkapi berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk menarik minat masyarakat agar gemar membaca.
“Mulai dari gedung perpustakaan, buku bacaan hingga fasilitas lainnya. Dengan fasilitas yuang ada saat ini, seharusnya tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak membaca buku. Soal biaya tidak bisa lagi menjadi alasan, sebab di perpustakaan semuanya dilayani secara gratis.”
Gubernur juga menjelaskan, keberadaaan perpustakaan Aceh sudah terbilang cukup tua. Perpustakaan Aceh sudah berdiri sejak tahun 1969. Dalam rentang waktu tersebut, gedung ini mengalami beberapa kali pergantian nama, mulanya bernama Perpustakaan Daerah, lalu berganti menjadi Perpustakaan Negara, selanjutnya berubah lagi menjadi Perpustakaan Wilayah. Selanjutnya, pada tahun 1989 namanya kembali menjadi Perpustakaan Daerah, dan bergenti lagi menjadi Perpustakaan Nasional Daerah Istimewa Aceh.
Namun, seiring lahirnya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan Qanun Nomor 5 Tahun 2007 tentang Perubahan Struktur Organisasi Pemerintah Daerah, akhirnya Gedung Perpustakaan Aceh resmi berganti nama menjadi Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh.
“Saat bencana tsunami 10 tahun silam, Perpustakaan Aceh termasuk salah satu bangunan yang turut hancur. Mengingat betapa pentingnya gedung ini untuk masyarakat, Pemerintah Aceh akhirnya membangun kembali dan melengkapi berbagai fasilitas yang ada, sehingga masyarakat merasa lebih nyaman dalam menggunakannya.”
Saat ini, Perpustakaan Aceh telah melengkapi berbagai kebutuhan buku dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari buku sejarah, ilmu pengetahuan, politik, kesehatan, pertanian dan sebagainya. Gubernur menekankan, setidaknya ada empat manfaat yang bisa didapat oleh masyarakat dengan menumbuhkembangkan kegemaran membaca di perpustakaan ini, yaitu;
1. Manfaat Edukatif, karena di gedung ini kita bisa belajar dan menambah ilmu tentang berbagai hal.
2. Manfaat Informatif, sebab perpustakaan ini menyediakan berbagai sarana yang bisa digunakan untuk up date informasi guna mengetahui perkembangan di berbagai belahan dunia.
3. Manfaat Rekreatif, yaitu sebagai sarana hiburan untuk mengisi waktu luang.
4. Manfaat Penelitian, karena buku-buku yang ada di gedug ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian atau disertasi.
“Dengan semua manfaat ini, maka saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Aceh agar beramai-ramai memanfaatkan fasilitas yang ada. Tumbuhkanlah minat untuk membaca. Kepada keluarga juga kami harapkan agar aktif membawa anak untuk berekreasi sambil membaca buku di perpustakaan. Mari jadikan perpustakaan sebagai sahabat keluarga, sehingga minat membaca akan terus tumbuh menjadi kebiasaan hingga ia dewasa,” himbau gubernur.
Gubernur berharap agar pemerintah kabupeten/kota dapat bersinergi dengan Pemerintah Aceh, dalam membangun budaya dan minat baca kepada seluruh masyarakat Aceh. Menurut gubernur, kegiatan seperti ini dapat memotivasi masyakat untuk berkunjung ke perpustakaan. Untuk itu, gubernur meminta agar perpustakaan dapat meningkatkan system pengelolaannya menjadi lebih menarik , diantaranya dengan terus menambah buku-buku bacaan yang memang digemari oleh masyarakat.
Karena itu, saya meminta kepada jajaran Badan Arsip dan Perpustakaan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk terus berbenah, memperbaiki fasilitas dan menambah koleksi buku, serta menggelar berbagai kegiatan yang kreatif sehingga minat membaca seluruh masyarakat Aceh semakin tinggi.”
Gubernur berharap kegiatan roadshow yang sedang berlangsung saat ini dapat mendorong masyarakat Aceh untuk lebih suka membaca dan aktif memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan.
“Terimakasih kepada panitia yang telah bekerja keras menyelenggarakan acara ini. Akhirnya, dengan mengucapkan ‘Bismillahirrahmanirrahim’, Roadshow Perpustakaan Nasional RI, tahun 2014 di Banda Aceh, dengan ini resmi saya nyatakan dibuka,” pungkas Gubernur.
Sumber : Biro Humas Setda Aceh
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020