UKM Aceh : Siap hadapi MEA
Banda Aceh - Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015, para pengusaha PMDN/PMA, UKM dan Asosiasi akan mengalami persaingan lebih ketat baik dengan pengusaha lokal maupun pengusaha luar negeri yang akan masuk ke Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI bekerja sama dengan Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh untuk menyelenggarakan Forum Komunikasi Pemberdayaan Usaha Nasional. Hal ini sebagai upaya meningkatkan kemitraan usaha dan peran pengusaha lokal untuk bertahan bahkan berkembang menjadi lebih besar, agar tidak gulung tikar, tergerus arus ekonomi global yang semakin meningkat.
Acara ini diselenggarakan di Grand Nanggroe hotel pada Rabu (5/11/2014) dengan mengundang lebih dari 100 pengusaha lokal dari berbagai bidang usaha. Sudut perbankan di daulat pemateri dari Bank BRI, dengan menjelaskan tipe usaha dan pekreditan yang akan membantu para pengusaha. Kehandalan BRI dalam memberikan kredit pada pengusaha dengan jangkauan di seluruh wilayah Indonesia, menjadi keunggulan tersendiri dalam mempermudah pengusaha memperoleh dana segar sebagai modal dan tambahan.
Salah satu pengusaha Koperasi Baburayyan di Takengon berbagi sukses story usaha koperasi yang dirintis di bidang kopi gayo. Di mulai dari modal 50 juta rupiah hingga menjadi 2 Milyar. Angka fantastis ini dicapai dari usaha dan kerja keras semua anggota koperasi sehingga mampu mengekspor kopi gayo sampai Amerika dan Jerman.
Keberhasilan para pengusaha tentu berefek positif bagi pertumbuhan investasi di Aceh maupun Indonesia secara lebih luas. Setali tiga uang, Agus Suswondo dari Kasubdit Pelayanan Usaha Direktorat Pemberdayaan Usaha BKPM dan Ir, Jonni selaku Kepala Bidang Perizinan dari BIP Aceh menyampaikan perihal hubungan investasi dengan UMKM.
Peserta yang terlibat dalam forum sangat aktif, terlihat antusias para peserta menanyakan berbagai hal yang mereka alami dilapangan. Cut Erika Rosalina pengusaha brownies yang baru berjalan 4 tahun, mengatakan “ingin usahanya berkembang namun link belum ada” meminta di hubungkan dengan berbagai link agar usahanya lebih sukses dan berkembang.
Lain halnya dengan Fauziah usaha Pengolahan ikan seperti ikan kayu, abon ikan dan yang terbaru ikan kayu crispy menanyakan apa saja kebijakan Pemerintah untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), untuk perbankan sendiri BRI yang digadang pro UKM tetapi kendala dilapangan sunggu berbeda, sangat sulit bagi UKM mengambil kredit, dan yang terakhir menanyakan apa saja kiat sukses dalam menjalankan koperasi.
Maslina seorang pengusaha batu cincin yang telah mendapatkan juara dua se- Asia Tenggara, meminta perhatian ke depannya dari pemerintah untuk pengembangan usahanya. Beliau menengeluhkan hal yang sama dengan ibu Fauziah tentang perbankan sangat sulit dalam hal mengucurkan kredit untuk UKM.
Eksportir hasil bumi asal Aceh yang sekarang bermukim di Jambi dengan nama CV. Saribumi, mengeluhkan karena sampai saat ini belum pernah mengekspor langsung dari Krueng Geukeuh. Karena tidak adanya jadwal kapal serta mutu hasil pertanian Aceh yang dihasilkan masih rendah. lebih lanjut beliau mengharapkan perhatian pemerintah kepada petani untuk memberikan pelatihan agar mutu bahan yang diekspor lebih tinggi hingga layak ekspor. Rapat berakhir ditutup dengan apik oleh moderator Zulkifli Hamid Paloh.
Sumber : investasi.acehprov.go.id
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020