Pemkab Aceh Utara Jajaki Pembangunan Terminal Peti Kemas
Krueng Geukuh- Untuk mendukung geliat pelabuhan umum Krueng Geukeuh sekaligus menarik pelaku bisnis eksport import agar melakukan aktivitas bisnis dilakukan lewat pelabuhan kebanggaan masyarakat Aceh Utara itu, saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Utara bersama dengan Pelindo I sedang menjajaki pembangunan terminal peti kemas.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Aceh Utara H Muhammad Thaib, Selasa (9/12). ‘‘Pelabuhan laut sangat penting bagi Aceh Utara, apalagi sesuai dengan visi misi Presiden RI Jokowi bahwa Indonesia menjadi kawasan maritim paling besar didunia, hal ini menjadi peluang bagi Aceh Utara soalnya Aceh Utara juga bagian dari kawasan maritime yang sangat strategis bagi pertumbuhan ekonomi Aceh karena berada dilintasan Selat Malaka,’‘ sebutnya.
Terkait hal tersebut, tambahnya, Pemkab Aceh Utara bersama PT. Pelindo I kini sedang menjajaki pembangunan terminal peti kemas di lahan kosong depan pelabuhan menggunakan dana APBN. Namun Bupati tidak menyebut jumlah dana yang dibutuhkan untuk pengembangan pelabuhan dan terminal peti kemas tersebut.
‘‘Sejak dahulu kala Aceh terkenal dengan pelabuhannya, untuk itulah kita fokus membuka jalur laut untuk memasarkan beragam hasil komoditi unggulan ke manca negara. Jangan terus-terusan hanya bergantung dengan pelabuhan Belawan, oleh karena itu Pemkab Aceh Utara bersama dengan PT Pelindo I sedang menjajaki pembangunan terminal peti kemas dengan sumber dana dari APBN,’‘ katanya.
Bupati Aceh Utara yang juga mantan karyawan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), sudah tidak asing lagi terhadap kondisi pelabuhan Krueng Geukueh, apalagi pelabuhan Umum Krueng Geukueh merupakan salah satu dermaga yang paling nyaman untuk disinggahi kapal-kapal, baik untuk berukuran kecil maupun ukuran besar.
Dijelaskan, pelabuhan Krueng Geukeuh ketika dibangun bersamaan dibangunnya pabrik pupuk PT AAF, tersedia beberapa fasilitas kapal tug boat (kapal tunda) berkekuatan 2.400 soft power atau PK yang bertujuan untuk menarik dan mendorong kapal keluar masuk dermaga.
Tak hanya itu, sebut dia, kedalaman air ketika surut mencapai 9 meter, sehingga sangat nyaman melakukan bongkar muat barang untuk kapal berkapasitas 15 ribu ton. ‘‘Memang, pelabuhan Krueng Geukueh terbuka peluang berbisnis yang sangat menjanjikan, sayang sekali kalau aktivitas ekspor/impor tidak bergeliat,’‘ ujarnya
Sementara itu Pemkab Aceh Utara dalam waktu dekat juga akan memperluas bandara Sultan Malikussaleh sebagai bandara internasional. ‘‘Bandara itu berguna bagi masuknya investor dan mengembangkan bisnis di daerah Aceh,’‘ ungkapnya.
Lebih jauh dia menyebutkan, pihaknya berharap dengan diperluas Bandara Malikussaleh berstandar internasional, jalur bisnis dan pariwisata di Aceh Utara dan provinsi Aceh akan berkembang. ‘‘Salah satu syarat untuk mengundang investor masuk ke Aceh memang dengan membangun bandara berstandar Internasional. ‘‘Kita harapkan berfungsinya bandara Malikussaleh, Aceh Utara bisa berkembang lebih cepat,’‘ tandasnya.
Bandara Malikussaleh dibangun oleh Pertamina sekitar tahun 1970-an yang digunakan oleh PT Arun termasuk PT AAF, PIM dan KKA, ketika itu sebagai bandara transit bagi para pelaku usaha di Aceh Utara dan Lhokseumawe. Bandara yang terletak di Cot Tengku Ni Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara itu memiliki panjang landasan sekitar 1.850 meter. Bandara ini bisa didarat pesawati jenis Hercules.
Selain Bandara Malikussaleh yang terbuka untuk pesawat bisnis, Aceh Utara juga memiliki satu lagi bandara di Lhoksukon yaitu, terletak di Point A Landing, milik ExxonMobil.
Salah seorang pelaku bisnis di Aceh Utara, Asnawi Ali menyambut baik rencana membuka jalur impor ekspor melalui pelabuhan Krueng Geukueh yang sudah ditinjau banyak menteri dan investor. Namun yang paling penting, pesan Asnawi yang juga Sekretaris Gapensi Aceh Utara adalah keamanan. ‘‘Jangan ada kutipan pajak liar ini itu, jika pungli itu masih ada jangan harap investor siap masuk ke Aceh Utara,’‘ sebutnya.
Sumber : www.acehutara.go.id
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020