Ketua DPRK Ikut Safari Dakwah
Banda Aceh - Ketua DPRK Banda Aceh, Arif Fadillah, Sabtu malam, 14 Maret 2015 ikut menghadiri safari dakwah di Mesjid Liwaulhamdi, Gampong Emperon, Jaya Bari. Safari tersebut digelar Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh bersama sejumlah dai dan Tim Amar Makruf Nahi Mugnkar (Tamar) Kota Banda Aceh.
Selain Ketua DPRK, ceramah agama tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh Mairul Hazami SE beserta Kabid Dakwah Drs Ridwan Ibrahim MSi dan Kabid Pengembangan Syariah dan Dayah Wirzaini Shi.
Warga bersama pejabat terlihat khidmah mengikuti ceramah yang disampaikan oleh Ustaz Amrul Amin. Dalam ceramahnya, dai yang sering disapa AA tersebut menyampaikan tentang tanda-tanda orang beriman, salah satunya adalah ketika orang itu mendengar nama Allah disebut, maka hatinya akan bergetar.
"Begitu azan di masjid mulai kita abaikan, maka kita telah mulai kehilangan pula iman di dalam hati. Kita semua tahu shalat berjamaah itu lebih baik 27 derajat daripada shalat sendirian, tapi kenapa jamaah di masjid-masjid masih sedikit? Karena hati kita tertutup dengan segala kesenangan dunia, karena hati kita tidak terpaut kepada Allah," katanya.
Ustaz AA kemudian mengungkapkan enam penyebab matinya hati manusia sebagaimana pernah disampaikan oleh Hasan Al-Bashri, salah seorang tabiin terkenal dalam sejarah Islam. Pertama, sengaja berbuat dosa untuk kemudian bertobat. "Karena menganggap Allah maha penyayang dan maha pengasih. "‘Mencuri sedikit tidak apalah, nanti Allah pasti memaafkan’. Nauzubillah min zalik."
Kedua, orang-orang yang berilmu tapi tidak mau mengamalkannya. “Tahu sedikit tapi banyak kita amalkan itu lebih baik. Ini juga berpengaruh pada sedikitnya jumlah jamaah masjid di daerah kita,” katanya.
Ketiga, jika beramal mereka tidak ikhlas. “Membantu orang karena ingin dibilang dermawan. Jika kita telah terlanjur berbuat begitu, bersegeralah berwudhu, shalat dan memohon ampunan Allah.”
Keempat, memakan rezeki Allah tapi tidak pernah bersyukur. “Kita diberi anak, harta dan pekerjaan namun tidak pernah mau bersyukur. Janji Allah, jika kita tidak bersyukur, maka kita akan mengalami kesusahan di dunia dan di akhirat.”
“Kelima, tidak ridha atas apa yang telah Allah berikan. Kita selalu mengeluh kepada Allah. Dan yang keenam adalah terbiasa mengubur orang meninggal tetapi kita tidak pernah mengambil hikmahnya,” kata Ustaz AA.
Ia menambahkan, semakin waktu berlalu dan usia bertambah, semestinya semakin baik ketaqwaan kita kepada Allah SWT. “Kenapa ketaqwaan kita belum bertambah, tentu ada masalahnya yakni plin-plan dalam beribadah maupun bersikap.”
Salah dan khilaf, sambungnya, jangan dijadikan motto hidup. “ Itu akan melemahkan iman kita. Untuk itu, mari kita beristighfar, minta ampun kepada Allah, menuju tobatnya Allah, Allah akan menerima tobat kita sebelum ajal sampai ke tenggorokan kita. Insyaallah,” pungkasnya.
Sumber: http://dprk-bandaaceh.go.id/
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020