Selamat Datang di Situs Resmi Pemerintah Aceh

Peluang Kerjasama Ekonomi Aceh – Swedia

Ekonomi Kamis, 09 April 2015 - Oleh opt3

Banda Aceh - Kunjungan Johanna Brismer Skoog Duta Besar Swedia untuk Indonesia di Aceh bersama Helena Sangeland, Johan Hultquist dan Mr. Bengts Save Soderberg membawa kesan tersendiri untuk Gubernur Zaini Abdullah. Pertemuan yang dilakukan di pendopo Gub Aceh penuh dengan kehangatan dan rasa kekeluargaan, tampak terlihat Zaini Abdullah dan Paduka Yang Mulia Malik Makmud tersenyum sumingrah berbincang dengan sang Ambassador Sweden. Jarang terjadi bahwa pertemuan antar negara bisa sehangat ini, hal ini merupakan faktor kedekatan emosional antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Swedia.

Pemerintah Swedia sangat mendukung para pencari suaka dari Aceh sehingga mereka bisa tinggal disana dengan sangat leluasa, ini juga dijelaskan oleh Gubernur “ Sweden is my home” pun demikian dengan Malik Mahmud mantan Menteri Luar negeri GAM sangat menikmati moment pertemuan tersebut, ingatan nya kembali kemasa dimana beliau menghabiskan hampir sepertiga umurnya di Swedia. Zaini dan Malik mengatakan  bahwa Swedia merupakan bagian dari sejarah perdamaian Aceh.

Gubernur menceritakan bahwa” setelah penandatanganan Mou Helsinki pada 15 Agustus 2005, telah lahir undang-undang No 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, kondisi Aceh juga berangsur-angsur pulih” urai lulusan dokter ini. Setali tiga uang partai lokal pun menggeliat merebut hati rakyat bersaing dengan partai nasional dan menjadi pemenang di Aceh.

Turut dijelaskan pula tentang syariat islam yang diterapkan di aceh adalah tidak radikal seperti ISIS, Boko Haram. Syariah islam di Aceh sesuai dengan Al- Quran dan Sunnah dan tauladan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, kita di Aceh sangat toleran dengan agama lain, disini juga terdapat gereja, klenteng, kita hidup berdampingan dengan Hindu, Budha, Kristen Katolik, Protestan serta Khong Hu cu tidak pernah muslim di Aceh mengusik atau melempar tempat ibadah mereka. Karena kami diajarkan untuk saling menghormati apapun agama nya.

Ibu Duta Besar sangat senang mendapat penjelasan langsung tersebut, karena tujuan kedatangannya bersama Tim ke Aceh memang untuk melihat langsung koondisi Aceh paska konflik dan tsunami. Selain masalah syariat islam dan keberlangsungan perdamaian, Madam Ambassador juga tertarik pada maslaah perempuan dan gender, maslaah lingkungan dan perubahan iklim serta perkembangan ekonomi dan peluang investasi.

Netty Muharni dari BIP Aceh menjelaskan bahwa ada 3 fokus investasi Agro industry, infrastuktur – energy dan Pariwisata. Juga peluang investasi yang sanagt besar di Sabang dan Kawasan Industri Lhokseumawe, Presiden RI sendiri sangat perhatian terhadap 2 (dua) kawasan ini. Aceh terbuka untuk Investasi kami mengudang pengusaha swedia untuk menanamkan modalnya di Aceh, sehingga kerjasama ini mmengutungkan kedua belah pihak.

Diakhir pertemuan Mr. Bengt yang sangat tampak bersemangat, beliau juga seorang yang sudah berpengalaman di bidang management konflik di berbagai negara menanyakan bagaimana pendekatan setelah konflik dan efek kepada pembangunan Aceh, pemerintah Aceh menjelaskan dengan detail dan rinci pertemuan diakhiri dengan foto bersama dan ditutup dengan suasana kekeluargaan yang sangat kentara.

 

Sumber: http://investasi.acehprov.go.id/

 

Last Update Generator: 31 Oct 2025 00:11:55