Gubernur berikan penghargaan kepada juara Duta Damai Aceh
Banda Aceh - Gubernur Aceh diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Aceh, Dr Muzakkar A Gani SH, MSi memberikan penghargaan kepada juara Duta Damai Aceh, Isma Junida dan Doni Ihsan Wijaya pada acara penutupan serangkaian peringatan damai MoU Helsinki di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Rabu malam, 18 November 2015.
Isma Junida dari Aceh Barat Daya (Abdya) yang meraih juara I kategori putri, bersama Doni Ihsan Wijaya dari Banda Aceh untuk kategori putra setelah melalui seleksi pemilihan yang diadakan di Banda Aceh pada 14 November lalu mendapat penghargaan Gubernur Aceh berupa sertifikat dan uang tunai sebesar 5 juta rupiah.
Disamping penghargaan Duta Damai, Gubernur juga turut memberikan penghargaan simbolis kepada seluruh Kabupaten dan Kota se-Aceh yang telah ikut berpartisipasi dalam serangkaian acara untuk peringatan 10 tahun MoU Helsinki. Penyerahan penghargaan turut didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Aceh, Al Hudri serta Ketua Badan Penguatan Perdamaian Aceh (BP2A), Maimun Ramli SE, SHI.
Gubernur: Jangan pernah lupakan sejarah perdamaian Aceh
Gubernur Aceh dalam kata sambutan yang dibacakan oleh Dr Muzakkar A Gani SH, MSi mengingatkan kepada masyarakat agar sejarah perdamaian yang telah diraih dengan susah payah tidak dilupakan oleh generasi yang akan datang karena ia merupakan guru dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Aceh.
“Inilah yang menjadi alasan utama mengapa kita selalu memperingati Perdamaian Aceh setiap tahunnya. Sejarah tidak boleh dilupakan, karena ia merupakan pembelajaran yang terbaik bagi kita dalam melanjutkan kehidupan selanjutnya,” katanya.
Menurut Gubernur, Pemerintah Aceh tetap dan akan terus berupaya sekuat tenaga agar hakikat dari perdamaian —yakni kesejahteraan dan kemakmuran— dapat tercapai. “Pemerintah dalam hal ini tentu tidak dapat bekerja sendiri. Dibutuhkan keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat dalam upaya mewujudkan capaian pembangunan sebagaimana yang menjadi cita-cita kita semua,” katanya.
Gubernur mengatakan, sejak ditandatanganinya MoU Helsinki 10 tahun yang lalu, masyarakat Aceh sudah dapat merasakan lansung manfaat dari perdamaian. “10 Tahun Ini bukanlah waktu yang sangat singkat, namun tidak dapat pula dikatakan terlalu lama. Dengan kata lain, usia perdamaian Aceh masih sangat muda,” ujarnya.
“Usia muda identik dengan upaya mencari jati diri menuju kesempurnaan dan kedewasaan. Tamsil ini amatlah tepat untuk menggambar situasi kehidupan masyarakat kita di era damai ini, dimana kita masih harus terus berupaya menjaga dan merawat perdamaian, dan mengisinya dengan kerja keras pantang menyerah,” tegas Gubernur.
Pada sambutan tersebut Gubernur Aceh juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya, terutama kepada pihak panitia pelaksana, jajaran SKPA, UIN Ar-Raniry, Unsyiah, lembaga donor, para ulama, tokoh masyarakat dan peserta pameran, budayawan dan seniman dan juga seluruh pihak yang telah bekerja keras dan memberikan kontribusinya demi kesuksesan penyelenggaraan kegiatan ini.
“Menurut hemat saya, ini merupakan cara yang amat baik, karena di samping kita meneguhkan kembali komitmen untuk mengisi perdamaian dengan sebaik-baiknya melalui konferensi internasional, semangat perdamaian dan pelestarian budaya kita juga semakin terbangkitkan dengan kegiatan seni dan budaya ini.
“Mudah-mudahan, segala amal baik saudara dibalas dengan ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT,” pungkas Gubernur.
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020