Dayah Benteng Terakhir Narkoba
Banda Aceh - Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi, meminta agar dayah ataupun pesantren selaku lembaga pendidikan agama menjadi benteng terakhir terhadap penyalahgunaan narkoba.
Apalagi, peredaran narkoba kini bukan hanya di daerah perkotaan saja, bahkan, sudah masuk ke desa-desa dan juga sekolah, sehingga dikhawatirkan dapat berpengaruh negatif bagi generasi bangsa ini.
“Jadi, dayah ataupun pesantren harus bisa menjadi penghalau terakhir terhadap penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Aceh,”ujar Kapolda saat melakukan kunjungan kerjanya (Kunker) ke Dayah Raudhatun Najah di Gampong (desa) Sukarejo, Kecamatan Langsa Timur, Selasa (15/12).
Dalam kunkernya Kapolda juga menyerahkan bantuan dana untuk pembangunan musallah di dayah tersebut dan dihadiri oleh Kapolres Langsa AKBP Sunarya SIK, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) setempat, Burhansyah SH, Wakil Walikota Langsa, Drs H Marzuki Hamid MM dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Dikatakan, bahwa penyalahgunaan narkoba kini sudah mulai merambat ke semua golongan dari orang dewasa hingga anak-anak usia sekolah maupun kalangan masyarakat kelas bawah hingga atas,bahkan, oknum polisi sendiri juga terlibat dalam kasus tersebut.
Untuk itu, keberadaan pesantren ataupun dayah selaku lembaga pendidikan agama memiliki peran penting dan harus menjadi penghalau terakhir terhadap narkoba ini, sehingga generasi bangsa tidak terpengaruh atau terlibat terutama bagi santri/wati.
Pada tahun 2015 lalu, Polda Aceh paling banyak mengungkap kasus narkoba jenis sabu-sabu dan ganja. Sedangkan, tahun ini seluas 235 Ha ladang ganja telah dimusnahkan.
Sementara narkoba jenis sabu-sabu kini banyak beredar di wilayah Aceh yang masuk dari luar daerah melalui jalur laut.Kemudian, barang haram ini sebahagian diedarkan di Aceh dan sebahagian lagi di bawa ke luar Aceh. Kedua narkoba ini sengaja diedarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab hanya untuk memperkaya dirinya sendiri.
Jadi, agar anak-anak kita tidak terpengaruh penyalahgunaan narkoba, peran dari orang tua itu sendiri maupun elemen masyarakat agar mau bersatu bersama-sama dengan aparat keamanan untuk memberantas narkoba juga sangat penting sekali, sehingga dapat mempersempit gerak ruang dari pelaku/bandar narkoba.
Kendati demikian, yang paling penting adalah agar kita terus membentengi diri dengan iman dan taqwa, karena tidak menutup kemungkinan narkoba juga bisa masuk ke dayah atau pesantren.
Lebih lanjut Kapolda mengatakan, selain narkoba diera zaman globalisasi saat ini, perkembangan ilmu tekhnologi (IT) juga bisa berpengaruh buruk bagi kalangan remaja.Sebab, pengaruh globalisasi di Indonesia sudah sangat luar biasa dan tanpa batas seiring perkembangan IT yang kini sudah terakomodir mulai orang dewasa, remaja hingga anak-anak usia sekolah lewat android dengan berbagai aplikasi jejaring sosial seperti
Facebook, Twitter, Line, WhatApp dan aplikasi sosial lainnya.
Namun, kita sadari perkembangan IT ini sangat bermanfaat bagi perkembangan peradaban manusia. Disisi lain, perkembangan IT juga sangat rentan sekali dengan pengaruh negatif seperti pornografi, bahkan, bisa berujung pada tindakan pergaulan bebas dan narkoba.
Makanya, keberadaan dayah atau pesantren juga salah satu penghalau terakhir bagi anak-anak kita tidak terpengaruh negatif atas ketersediaan dari berbagai sarana teknologi diera perkembangan globalisasi seperti sekarang ini.
Diharapkan, kepada para santri/wati agar benar-benar serius dan tekun belajar selama berada di dayah ini, sehingga ilmu agama yang sudah dimiliki nantinya bisa memperkuat diri dari hal-hal pengaruh negatif seperti narkoba dan sarana teknologi seperti sekarang ini.
Sumber : humas.acehprov.go.id
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020