Banda Aceh – Asisten III Setda Aceh, Syahrul SE, M.Si, menyebutkan, Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam yang telah berkembang pesat dan tentunya punya peran strategis dalam mendukung program pemerintah. Karena itu, ia berharap, Muhammadiyah terus eksis dan terus ikut mewarnai pembangunan di Aceh.
“Muhmmadiyah adalah salah satu ujung tombak dalam hal memerikan pencerahan dalam persoalan agama,” ujar Syahrul dalam Pembukaan Rapat Kerja Wilayah Muhammadiyah se-Aceh, Jumat (13/01/2017) di Anjong Mon Mata Pendapa Gubernur Aceh.
Syahrul menyebutkan dalam banyak bidang, Muhammadiyah selalu aktif. Misal saja dalam bidang pendidikan. Organisasi ini membangun sekolah dasar hingga perguruan tinggi. “Apa yang dilakukan Muhammadiyah puluhan tahun ini membuktikan bahwa organisasi ini punya peran strategis di Aceh,” ujar Syahrul.
Sementara itu, Aslam Nur, Ketua PW Muhammadiyah Aceh, menyebutkan Muhammadiyah bukan organisasi baru di Indonesia dan Aceh. Sejak didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 lalu, organisasi ini telah mewarnai pembangunan di Indonesia.
Di Aceh, Muhammadiyah diresmikan pada tahun 1927. Dalam catatan administrator Belanda yang dikutip Sejarawan Aceh Rusfi Sufi, disebutkan bahwa Muhammdiyah telah mendirikan 8 unit sekolah setingkat SD dan dua unit sekolah setingkat SMP di Aceh pada akhir pendudukan Belanda di Aceh. Selain itu, organisasi ini juga membangun 10 masjid yang juga tersebar di Aceh.
“Sekolah dasar pertaka kita (Muhammadiyah) bangun tahun 1928,” ujar Aslam.
Muhammadiyah, lanjut Aslam, bukan sekedar organisasi yang hanya menempel papan nama, tapi ikut memajukan bangsa Indonesia.
“Usia Muhammadiyah di Aceh sudah 90 tahun. Kita bukan organisasi baru, tapi sudah memberi sumbangsih besar untuk kemajuan Aceh,” ujar Aslam.
Rakerwil Muhammadiyah Aceh dibuka langsung oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.

Sumber : humas.acehprov.go.id