Banda Aceh - "Kehebatan beliau terdengar di pusat, dan pusat tidak mau menunggu waktu hingga menarik kembali dan memberikan jabatan baru yaitu Orang dan Harta Benda (Oharda). Untuk ini kita harus rela ikhlas melepaskan beliu kita berharap semoga senantiasa sukses dalam menjalankan tugas baru," terang Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada acara Lepas Sambut Kepala Kejaksaan Tinggi Aceh dari Raja Nafrizal, SH.MH kepada DR Chaerul AMir, SH.MH berlangsung di Anjong Mon Mata, Jumat malam (3/11/2017).

Dalam sambutannya Gubernur Aceh Irwandi Yusuf Mengatakan Raja Nafrizal telah bertugas di Aceh hampir 2 tahun dengan masa bakti selama 13 tahun. Selama masa itu banyak melakukan terobosan di jajaran Kejaksaan Aceh, baik dalam hal transparansi, supervisi di bidang hukum, maupun aksi-aksi penindakan terhadap kasus pelanggaran hukum.

Adapun penggantinya, ditunjuk Chaerul Amir guna menduduki sebagai Kepala Kejati Aceh. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri Kejaksaan Agung (Kejagung).

"Saya optimis dengan pengalaman beliau insyallah dapat meningkatkan kenerja lembaga Korp Adhyaksa, sehingga penanganan supervisi dibidang hukum dapat dijalankan lebih baik lagi," ungkapnya.

"Karenanya saya mengajak Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat Aceh untuk mendukung dan bekerjasama demi tercapainya tujuan reformasi birokrasi," ajak Irwandi.

Irwandi menegaskan Indonesia merupakan negara hukum sebagaimana ditegaskan dalam UUD 1945. Hal itu bermakna setiap tindakan masyarakat haruslah berdasakan norma-norma hukum.

Lebih lanjut Irwandi berharap kepada Kejati dan Kapolda bisa menekan angka pembunuhan di Aceh yang sangat tinggi. Jika terdapat bukti-bukti yang kuat tentang pembunuh berencana agar pelaku dihukum dengan maksimal.

"Kita tidak bisa main-main dengan nyawa manusia, hak asasi pada manusia yang paling asasi adalah hak untuk hidup," jelasnya. (ri/wan/rd)

Sumber : diskominfo.acehprov.go.id