Januari 2018, Aceh Alami Deflasi
Banda Aceh - Pada Januari tahun ini, sesuai data statistik, Provinsi Aceh mengalami deflasi. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Wahyudin pada acara resume paparan Kepala BPS Provinsi Aceh di Aula BPS Aceh, Kamis (1/2/2018).
Deflasi yang terjadi di Provinsi Aceh disebabkan oleh penurunan indeks harga konsumen kelompok bahan makanan sebesar -0,65 persen dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,49 persen. Sedangkan kelompok sandang inflasi sebesar 0,71 persen diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,14 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,06 persen.
Komponen inti untuk provinsi Aceh pada januari 2018 mengalami inflasi sebesar 0.09 persen. Komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar -0,37 persen dan komponen bergejolak juga mengalami deflasi -0,58 persen, katanya.
Beberapa komoditas di provinsi Aceh yang mengalami kenaikan harga pada bulan januari 2018, antara lain adalah beras dengan andil sebesar 0,1024 persen, bawang merah sebesar 0.0858 persen, daging ayam ras sebesar 0,0689 persen, emas perhiasan sebesar 0,0366 persen, jeruk sebesar 0,0302 persen, cumi-cumi sebesar 0,0291 persen, dan cabai rawit sebesar 0,0229 persen, terang Wahyudin.
"Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain adalah ikan tongkol dengan andil sebesar -0,2467 persen, angkutan udara sebesar -0.1067 persen, jeruk nipis/limau sebesar -0,0573 persen, dencis sebesar -0,0418 persen, dan kacang panjang sebesar -0,0272 persen," sebutnya.
Dari 82 kota di Indonesia yang dipantau harganya pada januari 2018, tercatat 79 kota mengalami inflasi sedangkan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota bandar lampung sebesar 1,42 persen dan yang terendah di kota tangerang sebesar 0,04 persen. Deflasi terjadi di kota jayapura sebesar -1,12 persen, kota banda Aceh sebesar -0,33 Persen, dan kota meulaboh sebesar -0,14 persen.
"Bila di lihat dari 23 kota di Sumatera, 21 kota mengalami inflasi sedangkan 2 kota mengalami deflasi yaitu kota Banda Aceh dan kota Meulaboh. Inflasi tertinggi terjadi di kota Bandar Lampung sebesar 1,42 persen dan yang terendah di kota tanjung pinang sebesar 0,18 Persen," jelasnya.(jl/ri)
Sumber : diskominfo.acehprov.go.id
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020