April 2018, Aceh Alami Deflasi 0,26 %
Banda Aceh - Provinsi Aceh pada bulan April 2018, mengalami deflasi sebesar 0,26 persen. Deflasi itu terjadi karena adanya penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Wahyudin dalam paparan berita resmi statistik di Aula Lantai III BPS Aceh, Rabu (2/5).
Wahyudin menjelaskan, harga berbagai komoditas di Provinsi Aceh secara umum menunjukkan adanya penurunan. Hal ini ditandai dengan turunnya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,68 pada Maret 2018 menjadi 126,35 pada April 2018 atau terjadi deflasi sebesar 0,26 persen. Inflasi tahun ke tahun untuk Provinsi Aceh sebesar 3,98 persen.
"Dari 210 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga untuk Kota Provinsi Aceh di bulan April 2018, 116 jenis barang dan jasa menunjukkan adanya peningkatan harga dan 94 jenis barang dan jasa mengalami penurunan harga,' sebutnya.
Ia mengungkap, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada bulan April 2018 antara lain Tongkol dengan andil deflasi sebesar 0,1180 persen, Beras sebesar 0,0850 persen, Cumi-cumi sebesar 0,0631 persen, Ikan Kembung sebesar 0,0545 persen, dan Cabai Rawit sebesar 0,0500 persen.
Sedangkan beberapa komoditas di Provinsi Aceh yang mengalami kenaikan harga pada bulan April 2018 antara lain adalah Jeruk dengan andil inflasi sebesar 0,0627 persen, Daging Ayam Ras sebesar 0,0610 persen, Bensin sebesar 0,0469 persen, Bawang Merah sebesar 0,0415 persen, dan Angkutan Udara sebesar 0,0254 persen
Wahyudin membandingkan, dari 82 kota di Indonesia yang dipantau harganya pada April 2018, tercatat 54 kota mengalami inflasi sedangkan 28 Kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,32 persen dan yang terendah di Kota Padang dan Kota Kudus sebesar 0,01 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 2,26 persen. Secara urutan inflasi tertinggi, Kota Banda Aceh pada urutan 63 persen, Kota Lhokseumawe pada urutan 78, dan Kota Meulaboh berada pada urutan 79," urainya.
Sedangkan bila dilihat dari 23 kota di Sumatera, lanjut Wahyudin, 13 kota mengalami inflasi sedangkan 10 Kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pematang Siantar sebesar 1,32 persen dan yang terendah di Kota Padang sebesar 0,01 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,64 persen. (rd/gal)
Sumber : diskominfo.acehprov.go.id
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020