Kautsar Sarankan Bangun Monumen Reformasi, Wali Kota: Lokasinya di Banda Aceh
Banda Aceh – Kautsar Muhammad Yus, salah-satu aktifis yang terlibat langsung saat gerakan reformasi tahun 1998 silam menyarankan dibangun sebuah monumen reformasi di Aceh.
Saran Kausar ini disampaikan pada acara pameran foto yang digelar Pena 98, Kamis (10/5/2018) di Taman Sari (Taman Bustanussalatin) Banda Aceh.
Wali Kota Banda Aceh, H Aminullah Usman SE Ak MM yang hadir dan membuka kegiatan pameran foto ini kemudian meminta lokasi monumen reformasi dibangun di Banda Aceh.
“Saran dari Kautsar sangat bagus, Saya minta lokasinya dibangun di Banda Aceh Pak Wagub,” ujar Aminullah kepada Wagub Aceh, Nova Iriansyah yang ikut hadir pada kegiatan ini.
Aminullah juga mengatakan, dirinya senang karena Pena 98 memilih Banda Aceh sebagai lokasi pameran foto dalam rangka mengawal 20 tahun reformasi.
“Ini moment yang sangat bagus untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa dari pejuang-pejuang reformasi. Pemko menyambut baik kegiatan ini,” ujar Aminullah.
Aminullah berharap, kegiatan tersebut akan menjadi moment dalam melahirkan pemikiran-pemikairan baru dan membawa perubahan baru.
Wagub: Lokasi Pasti di Banda Aceh
Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah memastikan lokasi monumen reformasi akan di bangun di Banda Aceh.
“Lokasinya tetap di Banda Aceh, nanti kita bahas lebih detail dengan Pak Wali Kota,” ujarnya.
Terkait lokasi pasti bangunannya, Wagub mengatakan bisa dibangun di titik dimana pernah menjadi lokasi pergerakan reformasi waktu itu.
“Monumennya mungkin dalam bentuk tugu atau museum. Lokasinya, bisa ditempat dimana dulu menjadi lokasi gerakan reformasi,” kata Nova Iriansyah.
Menurut Nova, pembangunan monumen dipandang perlu untuk mengingatkan masyarakat bahwa pernah terjadi reformasi pada bangsa ini dan tidak ingin kembali ke rezim yang otoritarian.
Lanjutnya, Malaysia saja yang sudah sangat lama ingin mereformasi diri baru terwujud kemarin, tepatnya setelah 20 tahun reformasi Indonesia.
“Malaysia sudah lama ingin reformasi, baru terwujud kemarin setelah 20 tahun reformasi Indonesia. Kita tentu harus terus mengawal dan tidak ingin kembali ke rezim yang otoritarian. Saat ini kita dikenal sebagai salah satu Negara dengan demokrasi terbaik di dunia,” ujar Nova. (mkk)
Sumber : bandaacehkota.go.id
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020