Ramadan Momentum Meningkatkan Kualitas Diri dan Etos Kerja
Banda Aceh - Kehadiran Bulan Suci Ramadan harus dijadikan sebagai momentum untuk terus menempa dan meningkatkan kualitas diri, baik dalam hal ibadah maupun etos kerja.
“Sebagai momentum spritual, Ramadan adalah sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan ibadah kepada Allah. Selain itu, kehadiran Ramadan seharusnya juga memberi dampak positif dalam meningkatkan etos kerja,” ujar Gubernur Irwandi Yusuf dalam Tausyiah Ramadhan 1439 Hijriah di Masjid Raya Baiturrahman, Senin (17/05/2018) malam.
Irwandi mengungkapkan, ada sebagian orang yang menjadikan Ramadan sebagai dalih untuk tidak bekerja tepat waktu, kurang semangat dalam belajar dan bekerja. Menurut Gubernur, hal ini mencitrakan Islam sebagai suatu agama yang memerintahkan umatnya untuk bermalas-malas pada saat bulan Ramadan.
“Artinya terjadi fenomena penurunan etos kerja di dalam segala dimensi kehidupan. Fenomena seperti ini menjadi sebuah pemandangan dan keseharian pada bulan Ramadan. Padahal, jika kita lihat sejarah Rasulullah dan para sahabat di perang Badar sangatlah luar biasa. Saat itu, jumlah umat Islam yang hanya tiga ratus orang berperang melawan hampir seribu orang kafir Quraisy, sangat tidak seimbang,” ungkap Gubernur.
Ingat, sambung Gubernur, perang Badar terjadi pada bulan Ramadan dan saat itu umat Islam sedang berpuasa. puasa dan teriknya gurun pasir tak menyurutkan semangat umat Isla saat itu, sehingga umat Islam berhasil memenangkan perang Badar dengan gemilang.
“Secara rasional kita tentu akan berfikir bahwa puasa akan melemahkan fisik dan menguras tenaga. Namun karena semangat yang membara dan panggilan iman untuk berjihad, maka puasa yang dilaksanakan menjadi sebuah pendorong yang kuat dalam berperang untuk mencapai kemenangan,” sambung Gubernur.
Sebagai momentum spiritualitas, pria yang akrab disapa Bang Wandi itu menambahkan, mengajak masyarakat untuk menjadikan Ramadan sebagai pendorong dalam menumbuhkan sikap peduli kepada anak yatim, fakir miskin dan orang-orang yang lemah dari segi ekonomi.
“Sikap peduli merupakan bentuk kesalehan sosial yang menjadi salah satu pelajaran penting yang kita dapatkan dalam madrasah yang bernama Ramadan ini.”
Menurut Gubernur, setidaknya ada tiga nilai pokok dalam ibadah puasa, yaitu adanya sikap peduli terhadap lingkungan sosial, adanya keterkaitan antara kesalehan pribadi dan kesalehan sosial, dan lahirnya jiwa keagamaan yang inovatif dan penuh semangat dalam melakukan berbagai aktivitas.
“Bulan Ramadan menjadi ujian awal untuk menguji etos kerja seseorang. Jika etos kerja meningkat selama Ramadan, maka sudah bisa dipastikan secara alamiah bahwa produktivitas kerjanya juga terus meningkat pada bulan-bulan setelah Ramadan.”
Gubernur meyakini, janji Allah untuk melipatgandakan pahala semua jenis ibadah pada bulan Ramadan akan memacu setiap orang untuk berlomba-lomba beraktivitas ibadah meningkatkan produktivitas kerja yang baik dan berusaha mereduksi aktivitas yang memiliki unsur maksiat.
Dalam tausyiahnya, Gubernur juga mengajak masyarakat Aceh agar tidak berperilaku konsumtif dan tetap sederhana selama Ramadan, sehingga akan mengasah jiwa agar terhindar dari ketamakan dan keserakahan.
Karya Monumental para Ulama Dihasilkan di Bulan Ramadan
Dalam sejarah kehidupan ulama disebutkan bulan Ramadan telah mendorong mereka mampu menyelesaikan karya-karya monumental pada bulan Ramadan. Bahkan hasil yang mereka dapatkan sangat luar biasa jika dibanding dengan hasil-hasil karya modern belakangan ini.
Beberapa karya ulama Aceh yang dibuat di bulan Ramadan adalah Mir’at At-Thulab karya Abdulrauf Al Fansuri, kitab Qatr An-Nida’ karya Abu Abdullah Jamaluddin Muhammad bin Yusuf bin Hisyam Al-Anshari, yang disalin pada bulan Ramadan oleh Leube Adam Amud.
“Jadi, tradisi puasa yang disyari’atkan bagi umat Islam adalah spirit yang kuat dalam meningkatkan etos kerja. Sebab tingkat konsentrasi dan kesungguhan akan lebih bertambah terlebih keberkahan yang diberikan Allah,” imbuh Gubernur.
Oleh karena itu, Gubernur mengajak seluruh umat Islam, khususnya masyarakat Aceh untk memahami Ramadan sebagai upaya membentuk pribadi yang profesional dan disiplin dalam berbagai bidang.
“Allah menjadikan Ramadan sebagai ladang untuk beramal saleh. Maka umat Islam harus mampu memanfaatkannya. Sangat keliru jika etos kerja menurun dibanding dengan hari-hari di luar Ramadan. Mari kita tingkatkan semangat dan ibadah kita agar meraih predikat Taqwa saat Ramadan berlalu,” pungkas Gubernur Aceh. (rd)
Sumber : diskominfo.acehprov.go.id
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020