Banda Aceh - Guna melancarkan arus mudik dan balik masyarakat menjelang serta setelah Idul Fitri tahun ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh menyiapkan 7 sektor besar pada program angkutan lebaran yang harus dikawal.

Ketujuh sektor itu yaitu menyediakan armada angkutan jalan penyeberangan pelabuhan laut dan udara, pendataan jumlah penumpang, pendataan asal tujuan penumpang, pengawasan pelayanan kenyamanan, pengawasan tarif angkutan, pengawasan kelaikan kendaraan bermotor dan pemantaun kelancaran arus berlalutintas angkutan udara.

Demikian dijelaskan Kapala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi yang diwakili oleh Kepala Bidang Lalulintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Nizarli dalam rapat koordinasi pengendalian angkutan lebaran terpadu Aceh tahun 2018 di Aula Dishub Aceh, Senin (28/5/2018).

Rapat itu, sebut Nizarli, bertujuan untuk menyamakan persepsi dan menidaklanjuti kesiapan dalam rangka angkutan lebaran di Aceh. Meski secara nasional angkutan lebaran di Aceh tidak menjadi prioritas pemantauan pemerintah pusat.

"Hasil laporan BMKG, H-7 dan H+7 diperkirakan akan hujan, untuk itu perlu penanganan khusus dari Dishub secara umum dan instansi terkait lainnya," ungkapnya.

Menurut Nizarli, semua pihak harus satu bahasa dalam mengantisipasi peningkatan jumlah transportasi akibat mudik dan arus balik, sehingga angkutan lebaran yang tertib dan teratur serta nyaman.

"Sesuai laporan dari Dirlantas arus balik lebih besar dan menyebabkan banyak kecelakaan di Aceh," katanya.

Lebih lanjut Nizarli mengatakan, ada lima titik lokasi posko lebaran yang sudah ditetapkan yaitu Terminal Type A Bato, Terminal Lueng Bata, Pelabuhan Ule lheu, Terminal type B dan di seluruh Dishub Kabupaten Kota.

"kita akan terus berkoodrdinasi dengan instasi terkait termasuk nanti posko induk, karenan semua informasi yang terjadi di Aceh akan kita teruskan ke posko induk untuk ditindak lanjuti," jelasnya.(jl/ri)

Sumber : diskominfo.acehprov.go.id