Selamat Datang di Situs Resmi Pemerintah Aceh

Museum Ali Hasjmy, Pameran Literatur PKA ke-7

Seni, Budaya & Hiburan Jumat, 10 Agustus 2018 - Oleh opt4

Banda Aceh - Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7 kali ini menjadikan Museum Ali Hasjmy sebagai sumber literasi sejarah dan budaya Aceh. Pustaka itu merupakan rumah milik Prof. Ali Hasjmy yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 20, Geuceu, Banda Aceh. Ali Hasjmy adalah Gubernur Aceh periode 1957 – 1964.

Azhar selaku pengelola utama Museum Ali Hasjmy menyebutkan museum itu resmi dibuka 19 Januari 1994 dan diresmikan langsung oleh Menteri Urusan Pangan/Kepala Bulog RI Ibrahim Hasan.

"Antusiasme masyarakat akan pentingnya sejarah terlihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke museum, maka dari itu pihak dari museum sangat memaksimalkan pelayanan pada seluruh pengunjung, ditambah lg dengan seiring dengan perhelatan PKA ke 7," jelasnya, Jumat (10/8/2018).

Ali Hasjmy adalah sosok akademisi yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk dunia pendidikan dan sangat mencintai buku. Setiap kali bepergian ke luar kota atau luar negeri yang ia bawa pulang selalu oleh-oleh buku.

Setelah menjadi pustaka, rumah ini diatur menjadi empat ruangan utama yaitu Khutubkhanah Teungku Chik Kutakarang, dalam ruangan ini berisi kitab atau buku dari berbagai disiplin ilmu seperti agama, sastra budaya, sejarah dan ilmu pengetahuan umum. Bahkan ada buku-buku terbitan abad ke-20. Di dalam ruangan ini juga terdapat Alquran yang ditulis tangan, naskah tua berbahasa Arab Melayu Aceh dan sejumlah buku hikayat Aceh terkenal

Lalu ada ruang Warisan Budaya Nek Puteh. Dalam ruangan ini terdapat benda budaya Aceh seperti pakaian Aceh, jurai Aceh (kamar pengantin), dan ratusan benda keramik dalam bentuk piring hias dan telah berusia ratusan tahun.

Ada juga ruang Khazanah A. Hasjmy. Ini adalah ruang pribadi yang akan menggambarkan secara utuh sosok Ali Hasjmy. Di ruangan ini terdapat dokumen-dokumen sejak ia muda sampai ujung senja hidupnya.

Ada juga radio, meja kerja, dan pakaian dinas yang pernah dipakainya selama memangku jabatan sebagai Gubernur Aceh.

Terakhir Ruang Teknologi Tradisi Aceh. Dalam ruangan ini kita dapat menyaksikan teumpeun pande meuh dan teumpeun pande beusoe yang menggambarkan cara orang Aceh dulu dalam menempa emas, perak, dan suasa untuk menjadi hiasan, serta cara membuat rencong dan senjata tajam lainnya. Selain dua pabrik mini tradisional tersebut, juga terdapat teumpeun tenunan kain sutera yang bermotifkan Aceh asli.

Di bagian belakang pustaka terdapat sebuah rumoh Aceh yang dibangun pada 1995 lengkap dengan balai dan krong pade, serta jingki (alat penumbuk padi tradisional khas Aceh). Di dekat balai ada sebuah bedug atau tambo yang usianya lebih dari 170 tahun, peninggalan Syekh Abbas atau Teuku Chik Kutakarang. Bedug ini pernah digunakan oleh Profesor untuk penanda waktu berbuka puasa. (rd/fd)

Sumber : humas.acehprov.go.id

 

Last Update Generator: 28 Oct 2025 16:53:32