Banda Aceh - Indonesia merupakan daerah dengan kerentanan bencana alam yang akan terus terjadi, untuk itu diperlukan strategi kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia Tri Widodo Utomo, dalam Pelatihan Reform Leader Academy Batch XVIII 2018 di Aula LAN Aceh Batoh Banda Aceh, Jumat (23/11/2018).

"Apapun bencana yang terjadi seperti tsunami sekalipun, perlu strategi yang dirancang. Masyarakat harus satu visi dalam kesiapsiagaan dan saling berkolaborasi. Mari bangun masyarakat Indonesia yang tangguh bencana," katanya dalam acara bertema "Living Harmony With Disaster".

Ia mengungkap, di mana pun masyarakat bertempat tinggal, semua aman sepanjang tahu cara hidup di situ.

"Hakikat tempat tinggal adalah tidak aman, kecuali paham menetap di wilayah itu. Diperlukan pengetahuan (knowledge)untuk membentuk pribadi yang tangguh bencana, karena bencana akan mendewasakan kesiapsiagaan kita," sebutnya.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Dadek menyebutkan, keselamatan terhadap bencana bukanlah sebuah kebetulan. Keselamatan harus dirancang, seperti lewat berdoa misalnya.

"Keselamatan itu juga disebabkan oleh adanya pengetahuan akan bencana. Banyak korban yang tidak tahu dengan kesiapsiagaan akan bencana," ujarnya.

Ia mencontohkan saat tsunami terjadi di Aceh tahun 2004 lalu, masyarakat kepulauan di Kabupaten Simeulue banyak yang selamat karena pengetahuan akan tsunami telah diceritakan lewat syair yang diajarkan secara turun temurun.

Untuk meningkatkan wawasan kebencanaan, Pemerintah Aceh melalui BPBA di 2019 akan menerbitkan beberapa buku seperti Tsunami Purba dan Jejak Bencana di Aceh. Selain itu, Pemerintah Aceh telah menyiapkan program Desa Tangguh yang dibantu dengan anggaran desa. (rd)

Sumber : diskominfo.acehprov.go.id