Selamat Datang di Situs Resmi Pemerintah Aceh

Gamifest Momentum Percepat Pembangunan Empat Wilayah Tengah Aceh

Pemerintahan Sabtu, 24 November 2018 - Oleh opt4

Blang Keujren - Hari ini ada dua even besar yang akan ditutup secara resmi. Pertama, penutupan Festival Bejamu Saman “Roa Lo Roa Ingi” (Dua Hari Dua Malam) yang dikemas dalam Program Indonesiana dimana perhelatan itu dibuka dengan Seminar Saman di Gedung Kementerian Pendidikan serta telah berlangsung semenjak 2 Oktober 2018. 

Kedua, acara penutupan kegiatan pengembangan kawasan Gayo Alas Mountain lnternasional Festival (Gamifest), yang telah dibuka pada 14 September 2018 di Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Acara itu merupakan usaha strategis dalam rangka mempercepat usaha pembangunan di empat wilayah tengah Aceh yaitu Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tenggara dan Kabupaten Gayo Lues.

Demikian dijelaskan Bupati Gayo Lues H. Muhammad Amru pada saat penutupan Gamifest di Stadion Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues, Sabtu (24/11/2018).

Menurut Amru ,isu strategis ini menyahuti keinginan Presiden Republik Indonesia. Joko Widodo untuk membangun menara Indonesia dari pinggiran. Pinggiran bukan saja dari pedesaan, akan tetapi juga dari pedalaman Provinsi Aceh yang terdiri dari empat kawasan di wilayah tengah.

Ketertinggalan keempat kawasan ini merupakan pekerjaan rumah paling besar bagi Pemerintah Indonesia saat ini. "Kami tidak ingin pekerjaan besar bangsa ini hanya ditanggung oleh Pemerintah Pusat. akan tetapi kami ikut bertanggung jawab atas semua itu. Maka dengan kemampuan yang ada isu strategis yang kami beri nama Gamifest sebagai usaha pengembangan diri, memperbaiki diri. mendongkrak berbagai ketertinggalan akan terus diupayakan karena Gamifest adalah sebuah usaha Pembangunan Kawasan Wilayah Tengah menjadi Kawasan Strategis Pembangunan Nasional," jelasnya.

Namun, katanya, upaya itu dilakukan ini akan sia-sia ketika semua pihak tidak bergandeng tangan dalam melakukan yang terbaik bagi keempat kawasan ini, terutama campur tangan Pemerintah Pusat.

“'Alang bertulung, berat berbantu', inilah istilah leluhur masyarakat Gayo. Artinya berat sama-sama dipikuL dan ringan sama-Sama dijinjing," imbuhnya.

Dibutuhkan sebuah kebersamaan dalam menyingsingkan lengan baju dalam meraih ketertingganan pembangunan ekonomi maupun budaya.

"'Kuatas mubintang tujuh, kutuyuh kai pitu mata', artinya penyelenggara pemerintahan di pusat merupakan panutan dalam menjalankan roda pemerintahan," sebutnya.

"Kami masyarakat yang berada dikawasan ini sebagai anak yang siap menerima belai kesejukan tangan dingin pemerintah Jakarta untuk mendapatkan setitik harapan perbaikan dimasa mendatang", jelasnya.

Ia menambahkan kegiatan Gamifest dan Indonesiana akan terus berlangsung setiap tahun. untuk Gamifest tahun depan akan dibuka di Gayo Lues dan akan ditutup di Kabupaten Aceh Tenggara. Selanjutnya pada Tahun 2020 Gamifest akan dibuka di Aceh Tenggara dan akan ditutup di Bener Meriah.

Ini merupakan wujud kebersamaan dalam membangun kawasan Gayo Alas yang dibungkus rapi dalam Fetival Budaya, dimana casingnya adalah budaya dan intinya harapan dan perhatian atas pembangunan yang merindukan percepatan pembangunan di semua lini kehidupan oleh Pemerimtah Pusat.

"Untuk diketahui bersama. Kawasan Gayo dan Alas harus dibangun secara khusus. Kawasan ini memiliki kelebihan tersendiri, baik alam maupun budayanya yang berbeda dengan teman-teman yang mendiami daerah pesisir," ujarnya.

Kawasan wilayah tengah Aceh, sebutnya, memiliki Taman Nasional Gunung Leuser sebagai paru-paru Dunia. Program ini diciptakan dalam pertemuan mengenai pemeliharaan warisan Kebudayaan dan Alamiah Dunia yang diikuti oleh Konferensi Umum UNESCO pada 16 November 1972, Aceh juga memiliki Tarian Saman yang telah menjadi Warisan Dunia oleh UNESCO. (wn/ri)

Sumber : diskominfo.acehprov.go.id

 

Last Update Generator: 03 Nov 2025 08:29:49