Selamat Datang di Situs Resmi Pemerintah Aceh

BPS Aceh Rilis Berita Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintahan Rabu, 06 Februari 2019 - Oleh opt4

Banda Aceh - Berdasarkan hasil kajian dan survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik Aceh mengenai pertumbuhan ekonomi Aceh ada beberapa catatan yang mempengaruhinya, adanya keterlambatan pengesahan APBA bahkan sampai dipergubkan menyebabkan realisasinya anggarannyan mencapai 81,8 persen ini agak sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 92,7 persen, demikian juga realisasi untuk APBN mencapai 96,46 persen.

Inflasi yang terjadi di Aceh yang merupakan gabungan tiga kota yaitu Banda Aceh, Meulaboh dan Lhokseumawe mencapai 1,84 persen secara (y on Y), jauh dibawah angka inflasi nasional yang mencapai 82 persen.

Selanjutnya Medco Malaka dan Triangle Pase sudah mulai memproduksi migas dan produksi batubara Aceh meningkat pesat, pasokan gas ke PT PIM kembali lancar, sehingga produksi kembali meningkat pesat, Surplus neraca perdangan Aceh mningkat hampir 3 kali lipat dari tahun 2017 dan tarif BBNKB Aceh turun menjadi 9 persen sehingga penjualan kendaraan di Aceh Meningkat pesat.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPS Aceh Wahyudi dalam acara berita resmi statistik tentang Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV tahun 2018 dan Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV tahun 2018 di Aula BPS Aceh, Rabu (6/2/2019).

Selanjutnya Wahyudin melanjutkan ekonomi Aceh dengan migas tahun 2018 (c to c) tumbuh sebesar 4,61 persen Iebih tinggi dibanding capaian tahun 2017 sebesar 4,18 persen. Sementara pertumbuhan tahun 2018 tanpa migas adalah sebesar 4,49 persen juga Iebih tinggi dibanding capaian tahun 2017 sebesar 4,13 persen, dan sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,28 persen. Dari sisi pengeluaran penumbuhan tertinggi ada di komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 51,00 persen.

"Ekonomi Aceh dengan migas triwulan IV-2018 bila dibandingkan triwulan IV-2017 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,43 persen. Sementara penumbuhan y on y tanpa migas adalah sebesar 5,09 persen. Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan usaha Penambangan dan Penggalian sebesar 15,61 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 50,48 persen," jelasnya.

Ekonomi Aceh Triwulan lV-2018 tumbuh 0,82 persen dengan migas dan 1,72 persen tanpa migas bila dibandingkan dengan Triwulan III 2018(th q). Dari sisi produksi, pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh naiknya nilai tambah Konstruksi sebesar 7,42 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 39,59 persen, kata Wahyuddin.

Sedangkan Indek Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV tahun 2018 dan perkiraan ITK triwulan | 2019 Wahyudin mengatakan konsumen di Provinsi Aceh menyatakan persepsi yang optimis bahwa kondisi ekonominya Iebih baik dibanding triwulan III pada tahun 2018. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan IV2018 Provinsi Aceh adalah sebesar 103,27.

"Tingkat optimisme konsumen tersebut dipengaruhi oleh adanya persepsi optimisme yang menguat pada beberapa komponen, Yang terbesar yaitu indeks pendapatan kini sebesar 106,14 yang menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Aceh berpersepsi bahwa pada triwulan IV pendapatan mereka Iebih baik dibanding triwulan sebelumnya," sebutnya.

Untuk komponen indeks, lanjut Wahyuddin, pengaruh inflasi terhadap konsumsi hanya sebesar 96,10, artinya pengaruh inflasi terhadap konsumsi penduduk Aceh pada triwulan IV cukup besar. Sedangkan komponen indeks volume konsumsi sebesar 105,50 artinya sebagian besar penduduk Aceh berpersepsi bahwa terjadi kenaikan tingkat volume konsumsi pada triwulan IV dibanding triwulan sebelumnya.

"Untuk perkiraan triwulan I tahun 2019, persepsi konsumen di Provinsi Aceh menunjukkan bahwa kondisi ekonominya cenderung menurun yang ditunjukkan dengan nilai perkiraan ITK triwulan I-2019 mendatang sebesar 99,45. Ekspektasi kondisi ekonomi tersebut dipengaruhi persepsi optimis terhadap pendapatan mendatang yakni 110,59 namun berpersepsi pesimis terhadap pembelian barang tahan lama yaitu 79,92," ungkapnya.

Secara regional di Pulau Sumatera, persepsi optimisme konsumen di Provinsi Aceh terhadap kondisi ekonomi pada triwulan IV-2018 melalui ITK-Kini berada pada urutan ke delapan, dan berada di bawah ITK-Kini Nasional (110,54). Sementara untuk ITK perkiraan triwulan I2019, tingkat persepsi konsumen di Provinsi Aceh berada pada urutan kelima, yang juga berada di bawah level perkiraan ITK triwulan I-2019 Nasional (104,03).(wan/ri)

 

Sumber : diskominfo.acehprov.go.id

 

Last Update Generator: 05 Nov 2025 17:15:44