Mie Caluk Urap Kuliner Andalan Pantai Pelangi
Pidie | Berkunjung ke salah satu destinasi wisata adalah hal yang menyenangkan, sekedar memanjakan mata memandang jauh ke laut dan minkmati panorama alam yang sangat mempesona dengan dekorasi unik ala jaman sekarang, seperti halnya di salah satu tempat wisata bahari Pantai Pelangi milik Kabupaten Pidie.
Pantai Pelangi ini lokasinya di Desa Tanjong Harapan Kecamatan Kota Sigli, dekat dengan Pendopo Pidie, lebih kurang 3 kilometer dari kota Sigli. Berbeda dengan dulu pantai ini sekarang sudah sangat menarik dan ramai dikunjungi oleh masyarakat Pidie dan sekitarnya.
Masyarakat yang berkunjung pada umumnya juga menggunakan kesempatan untuk mecicipi salah satu kuliner andalan di pantai tersebut, yaitu Mie Caluk campur Urap, merupakan kuliner yang sangat familiar dikalangan masyarakat Aceh.
Mie Caluk adalah makanan khas Aceh sebagai makanan selingan berbahan dasar Mie yang disajikan dengan siraman kuah kental saus cabai atau berbumbu kacang serta sedikit potongan sayur, irisan mentimun dan kerupuk. Penyajianya sedikit mirip dengan makanan Spageti (makanan Italia).
Urap adalah hidangan salad berupa sayuran yang direbus dicampur kelapa parut yang dibumbui sebagai pemberi citarasa, urap lazim ditemukan dalam masakan Indonesia.
Akan tetapi jika ditelusuri, urap berasal dari khazanah masakan Jawa. atau sebagai sayuran teman nasi sebagai bagian dari hidangan lengkap. Urap biasanya merupakan syarat atau hidangan penting sebagai sayur pengiring dan pelengkap tumpeng Jawa.
Perpaduan antara Mie Caluk dan Urap menggugah citarasa yang sangat menggoda dan membuat penikmat kuliner kebanggaan masyarakat wilayah Pidie dan Pidie Jaya ketagihan dan ingin minikmatinya lagi.
Armayani, salah satu penjual Mie Caluk di lokasi tersebut, Jumat (22/3/2019), mengatakan mulai berdagang pukul 9 pagi sampai pukul 10 malam, rata-rata setiap hari dagangannya terjual dua kilogram dengan harga relatif terjangkau, baik kelas ekonomi atas maupun kelas ekonomi menengah ke bawah. Harga satu porsi, Armayani menjual sebesar Rp4.000.
Pemilik Rimbun kafe ini mengaku jika hari libur penjualannya meningkat mencapai 3 sampai 4 kilogram. "Hari libur biasanya sangat ramai mulai dari pagi hingga malam hari, pengunjungnya dari berbagai kalangan seperti pelajar dan keluarga," katanya.
Kuliner khas Aceh ini juga sering dijumpai di pasar tradisional dan kawasan penjualan kuliner bahkan keberadaannya sudah menyebar di seluruh Aceh.(ri)
Sumber : https://diskominfo.acehprov.go.id/
-
Meski Covid-19, Aceh Masih Bisa Berbuat Lebih Baik untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 -
Pemerintah Keluarkan Edaran Libur Idul Adha
Kamis, 23 Juli 2020 -
Sektor Pariwisata Aceh Harus Siapkan Diri dengan Konsep New Normal
Kamis, 23 Juli 2020 -
Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh, Hasil Tracing Ditemukan Tujuh Kasus Baru
Kamis, 23 Juli 2020 -
Plt Gubernur Bersama Kepala SKPA Gelar Do’a untuk Kesembuhan Pasien Covid-19 Secara Daring
Rabu, 22 Juli 2020